Ada yang rame di TL twitter saya pada hari selasa kemarin. Iya, sebagai anak gaul yang belum mengerti bagaimana cara main path dengan baik dan benar maka informasi yang saya terima setiap hari lebih banyak lewat twitter. Lagian kalo lewat path kayaknya lebih banyakan orang pamer status, lagi dimana, sama siapa. Apa aja dipamerin kalo di path. Selain alasan itu salah satu alasan kenapa akun path saya masih biasa saja ya karena gak ada yang mau konfirmasi permintaan pertemanan saya.
Eh iya pada hari selasa kemarin informasi yang berkembang di twitter saya adalah FTV yang ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi yang pernah nayangin program goyang Caesar. Cuma FTV? Kok bisa bikin TL twitter rame sih? Iya, TL saya rame karena lokasi syutingnya ada di Gorontalo. Makannya rame. Maklum, daerah Indonesia mulai tengah ke timur kan sering luput dari pemberitaan media nasional, gak semua sih cuma kebanyakannya gitu. Barangkali ratingnya agak kurang menjual sih.
Eh iya kembali ke FTV yang tayang di hari selasa. Judulnya "Azab Pengemudi Bentor". Buat yang belum tahu, bentor adalah salah satu jenis kendaraan angkutan yang ada di Gorontalo. Bentuknya persis kayak becak, tapi gak pake sepeda. Makannya namanya jadi bentor. Becak n motor.
Sebagai orang Gorontalo tentunya saya tertarik untuk menyaksikan bagaimana FTV yang berlokasi di tempat saya dilahirkan. Terlebih lagi isi TL yang sangat rame membuat saya semakin penasaran. Meskipun begitu, sebagai penonton yang kritis, kesenangan saya tentunya terbatasi oleh pemikiran saya yang berpikir beberapa hal yang janggal di FTV tersebut.
Pertama, logat Gorontalo yang ada. Entah karena kurang observasi atau karena logatnya yang susah sehingga kesan logat yang didapatkan malah kelihatan jadi orang Batak. Atau apakah ini karena pengacara dengan logat batak selalu jadi pengacara buat tanganin kasus perceraian artis di TV ya? Giliran logatnya kayak daerah timur, eh malah kelebihan jadi kayak Maluku. Sepertinya film Cahaya Dari Timur sukses bawa logatnya kebayang diingatan para penontonnya. Memang terkadang sesuatu yang selalu ada akan lebih mudah untuk diingat.
Kedua, pengemudi bentor yang terlalu cantik. FYI, di Gorontalo jumlah pengemudi bentor yang berjenis kelamin perempuan sangatlah sedikit. Dan dari sedikit itu juga tidak ada mahasiswi seperti yang diceritakan. Kalo beneran ada pengemudi kayak di FTV mah saya tiap hari juga naik bentor kemana-mana. Tapi dibalik adegan itu ada pelajaran moral yang bisa diambil. Di FTV diceritakan si Nur menjadi pengemudi bentor demi membiayai uang kuliah. Keren. Satu hal yang harusnya jadi cambuk buat yang gak perlu cari uang sendiri buat belajar lebih giat. Kalo gak pengen kuliah dari awal ya gak usah kuliah, kasihan orang tua yang biayain loh.
Ketiga, adegan kecelakaan. Di FTV diceritakan ketika kecelakaan jalanan sepi. Kenapa aneh menurut saya? Karena Gorontalo merupakan wilayah yang gaya hidupnya masih sangat peduli dengan keadaan di sekitarnya. Jadi ketika itu beneran terjadi kemungkinan dibiarkan seperti di FTV mungkin hanya dua persen. Ya seenggaknya setiap kali saya ketemu orang kecelakaan di Gorontalo selalu rame, bahkan bikin jalanan macet. Meskipun kadang si korban udah dibawa ke RS tapi pasti masih ada yang ngumpul di lokasi kecelakaan. Ngapain? Karlota.
Gak ngerti Karlota? Karlota adalah sejenis kegiatan dimana seseorang ingin selalu mencari tahu apa yang akan terjadi. Barangkali dia memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan kepo ya. Tapi lebih luas. Istilah kepo lebih ditujukan kepada si pencari informasi, sedangkan karlota ditujukan kepada pemberi dan penerima informasi.
Sekian pembahasan saya mengenai FTV berjudul "Azab Pengemudi Bentor". Sekali lagi tulisan ini tidak dibuat untuk menjelekkan sebuah karya yang telah dibuat, tapi sebagai evaluasi mungkin kedepannya bisa lebih memahami kultur budaya yang ada sebelum menceritakan tentang cerita yang berlatar suatu lokasi yang nyata, beda sama kayak bikin cerita di Hogwarts.
Apapun itu, semoga media nasional lebih memperhatikan perkembangan di Indonesia timur. Masa korupsi di wilayah Indonesia timur seakan luput dari pemberitaan sedangkan kelahiran anak Anang-Ashanty diberi jatah satu program sendiri. Apakah ini berarti Artis lebih penting dari pengusutan uang negara yang hilang entah kemana?
Dan dari semua tulisan saya diatas ada satu pesan yang ingin saya sampaikan. Terkadang kita berpikir jika sudah melakukan yang terbaik, tetapi selalu saja tak pernah ada yang sempurna. Dan ketika ada kritik yang datang, terimalah. Karena tidak semua kritik yang datang itu bersifat destruktif, sebagian ada yang konstruktif jika dipahami dengan benar. Contohnya ya seperti tulisan yang saya buat ini.
Dan terpenting dari semuanya adalah kadang kita harus memahami dulu sebelum melakukan. Seperti kata guru mengemudi Spongebob yang berasal dari Militer.
Betul bro, kalau mau bikin cerita berlatar nyata, ya paling enggak survey dulu kek tempatnya :)
BalasHapusIya kayaknya sih gitu hehe
HapusSpongebob memiliki banyak pesan bagi manusia :D
BalasHapusYuhuuuu
HapusSelain tukang bentor yang cantik, FTV juga suka menyajikan kenek tampan dan rupawan. :))
BalasHapusHahahaha iya ya, agak sedikit sulit ditemukan di kehidupan nyata :D
HapusIngin rasanya suatu saat nanti bisa ke Gorontalo, semoga dan amin. Teman sebangku saya di SMA pindah rumah dan kuliah di Gorontalo. Kangen sekali :')
BalasHapusEh jadi curhat hehe. Tetap semangat mas, tak ada timur dan barat kita tetap Indonesia :)
Salam hangat dari Tasikmalaya-Jawa Barat untuk Gorontalo :)
sugihfenny.blogspot.com
Semoga bisa segera kesana. Iya, satu Indonesia dengen perhatian yang berbeda :(
Hapussetuju bang tapi ya mau bagaimana lagi , semua ingin serba cepat dan kejar tayang.
BalasHapusIyasih, bahkan melupakan soal kualitas hehe
Hapuspertama, kita so trima nga di path :D kedua, memang depe logat jadi aneh haha ketiga, mungkin nanti kita coba blajar bawa bentor supaya jadi tukang bentor cantik :p
BalasHapus- riri -
Pertama, io trg so bktmn di path.
HapusJangan Ri, nanti dp ftv smo jadi Ci Ci Pengemudi Bentor :D