Minggu, 20 April 2014

Habis Gelap, Terbitlah Terang

Ujian nasional untuk tingkatan SMA dan sederajat telah berakhir hari rabu kemarin. Barangkali sekarang para siswa SMA udah bisa bernafas lega karena telah menyelesaikan salah satu tahap untuk menamatkan diri di jenjang pendidikan formal yang udah dijalani selama dua belas tahun. Iya, dua belas tahun. Itu bahkan lebih lama dari masa tahanan yang harus dijalani Djoko Susilo yang mengkorupsi pengadaan simulator berkendara yang harusnya dipake buat uji SIM.
Lahan Korupsi
Jadi selama dua belas tahun itu, seluruh pelajar di Indonesia di gembleng untuk dapat memahami seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Harus mengerti semuanya. Tanpa terkecuali. Hal ini terjadi karena sistem pendidikan di Indonesia yang mewajibkan para siswa untuk menguasai semua bidang ilmu pengetahuan. Ini pemaksaan. Tak ada orang yang hebat di semua bidang.

Dengan sistem pendidikan sekarang yang "memaksa" para siswa untuk menguasai semua bidang ilmu pengetahuan baik yang diminati ataupun tidak diminatinya maka membuat sekolah cenderung menjadi hal yang kurang menyenangkan bagi sebagian anak sehingga mereka bertindak kreatif sehingga disebut sebagai anak nakal. Gimana jadinya orang yang suka musik dituntut untuk belajar soal trigonometri. Apa karena mungkin suatu saat dia bisa menciptakan lagu dengan judul Sin Cos Tan?

Nah hal-hal yang seperti itu membuat para siswa jenuh di sekolah yang ada sekarang. Hasilnya mereka ingin segera keluar dari sekolah. Ada yang keluar saat jam pelajaran berlangsung dan masuk lagi di pelajaran lain, ada yang memutuskan untuk benar-benar keluar dari sekolah, serta ada juga yang bersabar untuk keluar dengan ijazah di tangan. Kadang ada juga anak gaul yang pas lulus ditandai dengan coretan di seragam sekolah.
Gaul
Seberat apapun tantangan yang ada di masa-masa sekolah pasti akan ada satu masa dimana siswa akan merdeka ketika meninggalkan sekolah. Barangkali dengan lulus adalah salah satu jalan terbaik. Mereka tidak akan selamanya dipaksa untuk memahami apa yang tidak mereka sukai. Kalo kata Kartini, habis gelap terbitlah terang.
Habis Gelap, Terbitlah Terang
Ngomong-ngomong soal Kartini maka kita pasti tidak lupa dengan jasanya sejauh ini yang memperjuangkan emansipasi wanita. Emansipasi wanita yaitu persamaan hak dan kewajiban yang harus didapatkan oleh para wanita. Dalam pikirannya, mereka harus bisa bersekolah sama dengan yang didapatkan oleh laki-laki. Barangkali jika tidak ada ibu Kartini, sampai saat ini ibu Megawati juga tidak akan pernah menjadi presiden republik Indonesia.

Namun dibalik segala kebaikan dari kata emansipasi sebenarnya ada satu hal yang tersirat jika sebenarnya perempuan hanya ingin melakukan emansipasi pada hal-hal yang menyenangkan saja. Katanya emansipasi tapi gak pernah mau kalo disuruh buat benerin genteng yang rusak. Hal-hal sepele seperti itulah yang membuat para pria tertekan. Utamanya dalam hubungan percintaan.

Dalam hubungan percintaan yang terjadi saat ini kebanyakan para cowok seakan-akan ditekan oleh para cewek. Banyak cowok yang dipaksakan mengingat-ngingat soal tanggal jadian. Ada yang gak suka karena ceweknya selalu marah setiap kali mention gak pernah dibales, padahal yang ditanyain si cewek udah dijawab pas mereka SMSan. Bahkan ada juga cowok yang merasa gak suka karena si cewek bisa bebas jalan dengan teman ceweknya sedangkan si cowok gak pernah diizinin buat jalan sama teman ceweknya. Ini gak adil.
Akibat Lupa Tanggal Jadian
Dari kejadian-kejadian seperti diatas bisa jadi ada kata putus yang terlontar dengan indah dari mulut salah satu pasangan tersebut. Dan jika putus tiba maka move on adalah jalan berikutnya yang harus dilalui. Move on artinya harus mulai PDKT lagi dengan yang baru. Saya udah pernah nulis soal bagaimana PDKT yang baik dan apa yang harus dilakukan sebelum PDKT. Jadi gak dibahas di tulisan ini. Intinya, habis putus terbitlah PDKT.

Bicara soal PDKT. Sekarang di TV lagi rame-ramenya PDKT yang dilakukan oleh partai politik untuk nantinya berkoalisi untuk mencalonkan presiden yang nantinya akan memimpin bangsa. Paling hebih sekarang adalah PDKT antara partai kepala garuda dengan partai hijau yang sampai sekarang masih ramai diperbincangkan. Hal itu terjadi karena ketua umum partai hujau yang menyatakan dukungan kepada partai kepala garuda tanpa ada kesepakatan di dalam internal partai itu sendiri. Ketua umum partai hijau berselingkuh. Dalam partai saja dia menghianati partai, apalagi jika dia jadi wakil presiden? Bisa-bisa dia menghianati bangsa.
Dilarang Selingkuh
Sepertinya pemandangan PDKT antara partai politik akan terus terlihat untuk beberapa waktu kedepan. Sejauh ini yang sudah ada kesepakatan baru partai merah pemenang pemilu dengan partai metro TV. Barangkali iitu sudah jadi rumus politik. Habis pileg, terbitlah koalisi.

Intinya seperti ini. Dibalik setiap peristiwa yang kita alami pasti akan ada satu titik terang yang akan membuat semua menjadi lebih baik. Misalnya setelah ditekan untuk mempelajari hal-hal yang tidak semuanya kita sukai di masa SMA, maka akan tiba saatnya saat kita akan meninggalkan hal itu dan bebas memilih apa yang ingin dipelajari. 

Begitu juga bagi orang yang telah merasakan nyesek yang sekian lama, akan tiba saatnya untuk mengakhiri sebuah penderitaan yang dialami dan memulai semuanya yang baru dengan orang-orang yang baru juga.

Dan juga setelah melalui proses kampanye yang panjang, pemilihan umum, penghitungan suara, semua proses yang panjang juga akan berujung pada satu hal. Koalisi untuk memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Semua akan berproses untuk menjadi yang lebih baik. Dan salah satu prosesnya yaitu menikmati hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti yang tertuang dalam Al-Quran jika sesungguhnya dibalik setiap kesulitan itu ada kemudahan. Barangkali Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Kartini. Habis gelap terbitlah terang.
Share:

9 komentar:

  1. sek talah sak jane, mas itu mau bahas apaan toh ya.
    Dari sim jadi koruptor.
    Dari gelap menjadi terang.
    Dari PDKT terus putus.

    Sakjane, aku komentar apa juga -.-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entah, tadi kebanyakan pikiran Nas. Nulisnya jadi bingung, jadinya ditarik satu hal buat ngerangkul semuanya :D

      Hapus
  2. habis gelap, terbitlah silau.. visit balik beroh.. :v

    BalasHapus
  3. besok kartinian yah, baru inget :D

    BalasHapus
  4. Postingannnya kec enih... Kreatif... Disambung2in... Terus bacanya juga gak ngebosenin... Keceee...

    Eka kuliah jurusan apaan sih? Hukum yak? Kayanya semangat kalo bahas politik sama kaya erick..ahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, makasih udah mau baca cup :D

      pas banyak ide yg mau ditulis. Jadi diambil satu kesamaan dari satu sisi, makannya judulnya ngewakilin semuanya :D

      Psikologi sih. Iya, sama seperti Erick. Bukan hukum atau ilmu politik tapi suka bahasnya. Peduli aja. Serasa punya tanggung jawab :D

      Hapus