Sunday 30 November 2014

Kami Peduli

Indonesia. Sebuah negeri dengan berbagai macam permasalahan yang terus menghantuinya. Pembagian bantuan yang katanya masih belum tepat sasaran, hukum yang seakan hanya tajam ke bawah, atau sel tahanan para koruptor yang terlalu mewah untuk dijadikan sebagai tempat untuk memasyarakatkan para pencuri uang rakyat itu. Terlalu mewah memang.
Penjara Artalyta Suryani
Akan tetapi diluar dari permasalahan yang terus menerus muncul di Indonesia, akan selalu ada yang membuat Indonesia menjadi negara yang tetap kuat. Hal yang kita kenal sebagai pancasila. Lima sila yang menjadi landasan hidup kita. Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bagi saya kelima sila ini memiliki satu makna yang sangat penting untuk negara ini. Persatuan. Satu hal yang memang juga dikatakan oleh bung Karno sebagai hal yang membawa Indonesia kepada kemerdekaan. Soekarno pernah berujar "Entah bagaimana tercapainya (persatuan) itu, entah bagaimana rupanya (persatuan) itu, akan tetapi yang membawa kita ke Indonesia yang merdeka itu ialah (kapal persatuan).

Persatuan. Satu hal yang membuat Indonesia kuat meskipun terdiri atas begitu banyak suku yang berbeda-beda. Seperti makna dalam sebuah pita yang dicengkeram oleh burung Garuda dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun berbeda-beda, tetaplah satu jua.
Garuda Pancasila
Begitu banyak perbedaan yang ada dalam negeri kita. Dan barangkali yang kita lakukan adalah bersatu. Bukan menjadi satu. Perbedaan merupakan hal yang menguatkan kita. Perbedaan budaya misalnya, satu hal yang sangat memperkaya keindahan Indonesia. Barangkali jika semua budaya di Indonesia sama, Indonesia tidak akan secantik sekarang.

Perbedaan adalah hal yang mempercantik Indonesia. Dan apabila perbedaan itu mulai terkikis secara perlahan-lahan, apakah hal yang akan kalian lakukan? Membiarkannya tergerus dengan masuknya budaya modern? Atau tetap berusaha untuk melestarikannya di tengah ancaman budaya asing yang mungkin tidak cocok oleh budaya yang ada.

Marilah untuk peduli. Saya sendiri merupakan salah satu anak asli daerah asal Gorontalo. Dan apakah yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kata tersebut? Barangkali sebagian besar hanya mengingat soal Norman Kamaru yang sempat menjadi bintang di tahun 2011 silam.
Norman Kamaru
Kepedulian terhadap Gorontalo merupakan sebuah alasan kenapa dulu pada tanggal 4 oktober 2014 kami para mahasiswa Gorontalo yang berada di Malang dan berada dibawah naungan dari himpunan pelajar mahasiswa Indonesia Gorontalo cabang Malang menggelar acara Gorontalo Art and Culture atau yang kami singkat dengan Goal 2012.

Kegiatan Goal merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengenalkan Gorontalo kepada masyarakat luar. Kami ingin mengenalkan tentang kebudayaan Gorontalo kepada masyarakat luar, meskipun tidak semua orang Gorontalo sendiri mengenal kebudayaan yang ada di Gorontalo.

Goal pada tahun 2012 dilaksanakan di kompleks pasar pagi car free day jalan Ijen, kota Malang. Pemilihan tempat ini tidak sembarangan. Karena begitu ramainya pengunjung disini, maka tujuan kami untuk mempromosikan Gorontalo kepada para warga di Malang mungkin akan sampai. Satu hal yang kami syukuri, karena kegiatan yang kami lakukan dua tahun silam tidak hanya menarik perhatian dari wisatawan lokal, tapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Wisatawan Asing
Apa saja yang kami lakukan di Goal 2012? Pada Goal 2012 kami berupaya untuk menunjukkan jika Gorontalo merupakan sebuah daerah dengan kekayaan yang dimilikinya. Dimulai dengan peta Gorontalo. Hal ini dianggap penting karena masih banyak yang mengira jika Gorontalo merupakan sebuah bagian di wilayah pulau Kalimantan.

Selain peta, kami juga mengenalkan mengenai makanan khas yang dimiliki oleh Gorontalo. Mulai dari Binte Biluhuta, sebuah makanan khas yang berbahan dasar jagung. Hingga ilabulo, sebuah makanan yang konon katanya dulu merupakan makanan para raja di Gorontalo.

Selain makanan kami juga memperkenalkan mengenai pakaian adat Gorontalo. Pakaian pengantin, baju penghulu, dan pakaian khas para pejabat atau raja juga kami perkenalkan disini. Kebetulan saya dapat bagian untuk memakai baju para pejabat. Semoga bakalan keterusan kedepannya, ya semoga gak jadi pejabat yang suka makan uang rakyat terus dapat hukuman ringan dan fasilitas penjara yang mewah.
Senyumnya Sengak, Maklum Raja
Tempat wisata juga menjadi perhatian utama kami. Kami mempromosikan mengenai berbagai macam tempat indah yang ada di Gorontalo. Kami memperkenalkan pulau Saronde. Sebuah pulau kecil di bagian utara Gorontalo yang memiliki keindahan luar biasa. Kami memperkenalkan mengenai desa Torosiaje, sebuah perkampungan yang ada di atas air. Bahkan kami juga memperkenalkan Benteng Otanaha, sebuah benteng peninggalan Belanda, dimana bahannya terbuat dari bongkahan batu yang direkatkan dengan memanfaatkan bagian putih telur dari burung Maleo.
Salah Satu Bagian di Pulau Saronde
Pulau Saronde
Tak hanya itu, kami juga membajak panggung utama dengan menampilkan tarian Saronde di atas panggung utama. Sebuah pertunjukkan yang memang menarik perhatian dari warga sekitar untuk lebih mengenal Gorontalo.
Tari Saronde
Barangkali yang kami lakukan pada 2012 lalu memanglah sebuah hal yang kecil. Tapi setidaknya kami telah berupaya dengan sekuat tenaga kami agar budaya Gorontalo bisa lebih dikenal di daerah lain. Sebuah kegiatan yang terlaksana karena inisiatif sendiri, tanpa bantuan pemerintah daerah, dan hanya bermodalkan keinginan agar ada banyak orang yang lebih mengenal Gorontalo.

Goenawan Mohamad pernah bilang jika manusia bukan cetakan tunggal murni Adam diatas bumi, yang ditaruh dalam gelas, tanpa sejarah, tanpa keterlanjutan kebudayaan.

Dan yang kami lakukan hanyalah bertujuan untuk mengenalkan budaya kami ke dunia luar. Minimalnya, apa yang kami lakukan telah memaksa kami sebagai putra putri asli daerah untuk mempelajari kebudayaan kami sendiri. Dan semoga, kami bisa melaksanakan kegiatan seperti ini lagi. Karena kami peduli.

Berikut disertakan juga foto-foto selama kegiatan:
Ketua HPMIG cabang Malang Ikut Menari

Sudut Yang Menjelaskan Mengenai Wisata di Gorontalo

Pakaian Adat Gorontalo

Peta Gorontalo
Keluarga Besar HPMIG Cabang Malang

Inisiator Kegiatan Bahkan Ingin Foto Bersama




Share:

10 comments:

  1. acaranya keren dan seru tuh ya bang? indonesia luar biasa

    ReplyDelete
  2. Bagus banget acaranya bro :) TRADISIONALISASI

    ReplyDelete
  3. Acara yang keren, kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli dengan Indonesia :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, jangan bangga dan pedulu baru pas udah diklaim sama negara tetangga :D

      Delete
  4. duuh, gue jadi pengen ke Gorontalo

    ReplyDelete
  5. wah jadi pengen ke pulau Saronde.. keren itu
    ngomong-ngomong itu Briptu Norman jadi tukang bubur ya sekarang? haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Main kesana la :D

      Iya katanya, tapi gak tau gimana kurang ngikutin juga hehehe

      Delete