Minggu, 21 Desember 2014

James Story: Otak Televisi

Di suatu kota di Indonesia hiduplah seorang anak laki-laki bernama James. James adalah seorang anak kampung, dia tidak fasih berbicara dengan bahasa Indonesia. Dia adalah salah seorang anak kampung di pinggiran kota London yang mengikuti ayahnya untuk pindah ke Indonesia. Makannya James belum terlalu lancar untuk berbicara bahasa Indonesia.

Selama di London, James tergolong anak yang cerdas. Dia hampir selalu menjadi juara kelas tiap tahunnya. Kemampuan otak James inilah yang membuat James bahkan sempat ikut dengan tim Inggris buat olimpiade sains tingkat internasional. Orang tuanya pasti akan sangat bangga dengan anaknya.

Sayangnya belakangan ini semenjak tinggal di Indonesia kemampuan otak James mulai menurun. Orang tua James mulai cemas dengan keadaan anaknya. Sebagai orang kampung asal London yang tinggal di Indonesia, akhirnya orang tua James membawa James untuk berobat ke bang Somat, dukun terkenal di kompleks mereka. Masih tetap sama. Bedanya dulu mereka selalu menanyakan hal seperti ini ke Dumbledore.
Albus Dumbledore
Menurut bang Somat sebenarnya James tidak memiliki masalah dengan perpindahan. Keadaan James di London yang baru saja putus dengan Alice membuat perpindahan ke Indonesia ibarat menjadi sebuah angin segar buat James. Setidaknya dengan pindah lokasi James berharap agar prosesi move on akan berjalan lebih cepat. Sayangnya harapan kadang memang tidak sesuai dengan kenyataan. James masih menyimpan foto Alice di dompetnya.
Gagal Move On
Meskipun move on James tidak berjalan baik, dia sudah berupaya untuk mendekati seorang gadis pribumi. Khadijah namanya. Buat yang penasaran siapa yang berhasil bikin James move on bisa aja cek akun instagram @dijahyellow. Bagi James, terkadang move on bukan hanya soal melupakan rumah yang lama, tapi juga tentang mendapatkan rumah yang baru.

James masih belum menemukan kebahagiaan. Pasalnya, Dijah yang dicintai tidak mencintai dirinya. Hal itulah yang diduga menjadi penyebab kenapa nilai ujian James selalu menurun. Karena penasaran dengan hal tersebut, akhirnya orang tua James mulai kepo ke akun instagram Dijah.

Setelah kepo ke akun instagram Dijah, Orang tua James malah berniat membawa James ke dokter spesialis mata. Iya, dokter spesialis mata. Menurut mereka ada yang salah dengan mata James sehingga selera cewek nilai pelajarannya akhir-akhir ini mulai menurun.

Menurut dokter mata James sebenarnya masih baik-baik saja meskipun kadang melihat sesuatu yang biasa menjadi sangat indah. Dokter mengatakan jika semua yang terjadi karena ada yang salah dengan otak James. Dan mata menjadi salah satu jalan masuk informasi yang merusak kinerja otak dari James.

Mendengar hal itu orang tua James mulai menyadari ada yang berbeda pada diri James sejak mereka hijrah ke Indonesia. Jika dulu James suka nonton film detektif, sekarang dia jadi lebih sering nonton infotainment. Maka tak heran semenjak pindah ke Indonesia, James lebih menguasai masalah artis cerai ketimbang permasalahan sosial yang terjadi.
James Menguasai Gosip 6 Artis Ini
Sejak saat itu orang tua James melakukan seleksi yang ketat terhadap acara TV yang akan ditonton oleh James. Hebatnya lagi setelah kebijakan itu diambil, nilai rapor James kembali mengalami peningkatan yang signifikan. Orang tua James akhirnya berbahagia karena anaknya kembali lagi seperti dulu.

TV memang pernah mengganggu kehidupan James. Tidak semua acara TV memang, tapi ada acara yang entah karena apa malah mendapatkan durasi yang panjang. Pernikahan dan kelahiran anak artis yang disiarkan dan mendapatkan jatah reality show sendiri. Sungguh tontonan yang sangat tidak bermanfaat.

Satu hal yang muncul di kepala James sejak saat itu adalah, apakah sebenarnya tugas dari TV? Mendidik penonton atau sekedar memberikan hiburan yang tak ada unsur pendidikan? Entahlah, apapun itu James bersyukur nilainya sudah kembali ke jalur yang benar.

Beberapa hari yang lalu, James nemu video di Youtube. Isinya anak-anak yang nyanyi terima kasih buat TV. James berharap, KPI bekerja lebih baik sehingga TV disini isinya bisa lebih mendidik.


Share:

19 komentar:

  1. nah gini nih. setuju banget gua. acara tivi jaman skrg makin gak jelas. dan gua kurang bisa nerima pendapat yang bilang "kalau gak suka ya jangan nonton. kan remotnya lo yang pegang". lah kalau anak2 yg nntn. mana tau mrk mana yang layak tonton mana yang kagak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya, mungkin mereka lupa kalo di UU frekuensi adalah milik negara, dan semua kekayaan alam milik negara digunakan sebaik-baiknya demi kepentingan rakyat bersama :)

      Hapus
  2. ahaha asli cerpennya ini dibuat untuk menyindir kah?
    bener juga tuh yang soal televisi, banyak acara nggak jelas.. sinetron tahun 90an beda banget sama sekarang, dulu banyak humornya, sekarang cinta-cintaan mulu :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha, kamu peka Yoga :D

      Kalo zaman 90-an ada keluarga cemara, sekarang keluarga masa kini. Bagus dua-duanya kok. Gak bagusnya ya di stasiun TV yang udah tergolong tua :D

      Hapus
  3. yap.... bahkan sekarang tv dirumah yang nontonin cuma bapak ibuk, anaknya ngadep laptop nontonin drama korea dan segala hiburan lain ketimbang nonton tv yang makin khayal semua :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal di TV masih banyak tontonan yang bagus kok hehe

      Hapus
  4. haha di awal paragraf gue sempet bingung ini ceritanya mau dibawa kemana, eh di endingnya ngejelasin dampak dari TV. Keren pesan moralnya hehe

    BalasHapus
  5. awalnya ngira kalo, ceritanya tentang james yang ngerti banget tentang TV, ternyata kisahnya malah begitu. Keren deh cerpenya sesuai dengan fakta, hiks. jangan-jangan itu pengalaman ya, mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha mungkin pengalaman karena keseringan nonton acara gosip :D

      Hapus
  6. Nah gini nih, harusnya keluarga jaman sekarang harus punya pemikiran kayak ayah dan ibunya james. Harus bisa memilih program2 tv yg cocok buat anak, bukan malah acara gosip dan sinetron dibanyakin, tapi acara pendidikan malah dikurangin

    BalasHapus
  7. merubah pola pikir itu sangat penting untuk mengantisipasi tayangan-tayangan televisi

    BalasHapus
  8. cerpennya gokil dah :))
    setuju deh kalo kpi harus bekerja lebih.
    kpi emang harus di wanti-wanti, demi acara bermutu di televisi.

    BalasHapus
  9. Gue sih nonton tv kalo lagi bosen belajar aja. #hasek (masalahnya bosen belajarnya sering ._.)

    BalasHapus