Minggu, 13 Juli 2014

Cerita Buka(n) Bersama di Bulan Ramadhan


Bulan ramadhan atau yang lebih banyak disebut bulan puasa adalah salah satu bulan yang paling ditunggu oleh sebagian umat manusia. Baik bagi muslim ataupun non muslim. Bagi yang muslim jelas hal ini terjadi karena bulan ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nantikan. Bulan turunnya Al-Quran. Sedngkan bagi non muslim bulan ini juga dinantikan terutama bagi para pedagang-pedagang. Kenapa? Karena bulan ini menurut riset yang telah saya lakukan, minat belanja dari tiap orang bertambah tinggi. Hal ini terjadi karena ketika menahan suatu godaan untuk makan tertahan, maka akan ada godaan lain yang sulit tertahankan. Godaan mata. Menjelang buka semua makanan terasa sangat menggoda, eh pas udah buka Cuma dua potong kue aja udah kenyang.
Buka Bersama PBSI
Menantikan bulan ramadhan yang indah juga berlaku bagi saya dan teman-teman saya. Ya, salah satu hal yang paling ditunggu dari bulan ini adalah rencana-rencana buka bersama atau bukber yang sering dilakukan. Saya sendiri sebenarnya masih menaruh rasa penasaran mengenai pemilihan istilah “buka bersama”. Bukan karena apa, tapi saya masih bingung apa yang akan kita buka secara bersama-sama? kenapa kita mesti nyari tempat membukanya bersama-sama? Jadi sebenarnya apa maksud dari buka? Ah sudahlah, lupakan.

Menurut sebagian teman-teman saya buka puasa adalah ajag bagi kita untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan kerabat kita. Okelah kalo itu memang alasannya. Tapi kenapa mesti disaat buka? Mungkin sesekali kita harus mencoba acara imsak bersama. Imsak bersama loh ya, bukan sahur bersama. Lagian kenapa harus buka bersama kalau gak ada yang ngajak hidup bersama?
Ada Pesan Dari Si Setan Nih
Acara buka bersama sendiri seperti sudah menjadi kewajiban bagi tiap orang yang berpuasa. Setiap kali bulan ramadhan datang ada begitu banyak ajakan untuk buka bersama yang terjadi. Saya sendiri tahun ini sudah mendapat banyak ajakan. Cuma ya begitulah saya memilih untuk menolaknya karena kebetulan puasa kali ini bertepatan dengan dompet yang menipis waktu kuliah kerja nyata.

Buka bersama barangkali berarti yaitu berbuka puasa secara bersama-sama dengan orang lain yang niatnya baik. Selain untuk menuntaskan ibadah yang telah dilakukan seharian, buka bersama juga bisa menyebabkan uang habis mempererat silaturahmi. Ini alasan paling sering yang digunakan ketika ajakan buka puasa.

“Ayolah kali ini aja, kapan lagi kita bisa lakuin buka bersama selain bulan puasa”. Ini ajakan paling kampret yang sangat sulit ditolak ketika bulan puasa. Udah tahu puasa kebutuhan meningkat karena mau nyiapin lebaran, belum lagi harga kebutuhan pokok yang biasanya juga naik, eh malah ada ajakan yang sangat sulit ditolak.

Pesan saya jika kamu memang lagi harus berhemat di bulan puasa tolaklah ajakan dari teman kamu secara baik-baik misalnya seperti ini:

A : Aku lagi mau hemat di puasa kali ini, bulan depan aja kita bukbernya ya?
B : Lah tapi kan bulan puasa cuma sebulan aja bro
A : Lah gak apa-apa, kita bukbernya bulan depan aja, pas puasa senin kamis.

Nah salah satu penawaran yang bisa kamu berikan yaitu menawarkan buka bersama di puasa senin kamis. Kan yang penting buka puasa bersama.

Saya sendiri memiliki pengalaman mengenai buka bersama di puasa tahun kemarin. Seperti anak remaja kebanyakan lain, saya dan teman-teman juga berencana melakukan buka bersama. Saya mendapat info soal bukber ini dari salah seorang teman saya yang bernama Adi. Adi  adalah seorang teman saya yang (tidak) baik. Saking baiknya dia, dia bahkan selalu bersedia jadi orang yang saya suruh untuk membeli sesuatu meskipun kadang uang kembaliannya habis dibelikan rokok. Adi memang seorang yang sudah ahli dalam hal rokok. Saking hebatnya, dia sekarang sudah menyediakan jasa kursus merokok bagi mereka yang ingin mulai mencoba rokok.

Kembali pada buka bersama. Tidak semua rencana buka bersama yang direncanakan bisa berjalan sesuai rencana. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Ada karena ngaret, ada yang tidak tahu tempatnya, ada juga yang salah karena kesalahan informasi. Khusus yang ketiga saya mengalaminya setahun yang lalu, gara-gara Adi.

Ceritanya saya diminta oleh Adi untuk memberitahukan kepada Edo mengenai rencana buka bersama di rumahnya Ilfa. Saya ulang lagi, kata Adi di rumahnya Ilfa. Jika kami bertiga pergi bersamaan, ini artinya trio laknat akan tersatukan kembali, saya serasa seperti ada di acara-acara TV. Awalnya semua terlihat seperti akan baik-baik saja ketika kita pergi kesana. Rencananya saya kesana bersama Adi, sementara itu Edo langsung ke sana.

Ekspektasi kami cukup tinggi. Kami membayangkan ada makanan sejenis bubur ayam yang sudah tersenyum menantikan kedatangan kami disana. Semuanya terlihat baik-baik saja sebelum kami sampai di rumah Ilfa. Kenyataannya, di rumah Ilfa tidak ada orang sama sekali atau lebih tepatnya tidak ada acara buka bersama disana. TIDAK ADA.

Hari ini saya sangat kecewa. Saya tidak kecewa karena hari ini kita gagal buka bersama, tapi saya kecewa kenapa harus mempercayai Adi. Kenapa saya harus mempercayai lelaki bermuka jahat seperti dia?

Adzan maghrib akhirnya berkumandang dan kami bertiga masih tetap dipinggir jalan. Tak ada yang bisa dimakan disini. Mungkin saja jika dalam 5 menit kami tidak menemukan sesuatu yang bisa dimakan kami akan memakan satu sama lain dan memilih menjadi kanibal. Eh tapi kami kan bukan Sumanto. Selain itu darah dan daging kami tidak terlalu enak, bahkan nyamuk gak mau deketin kami.

Edo langsung mengambil rokok dan menyalakannya. Saya dan Adi panik mencari apa yang bisa dimakan. Akhirnya kami menemukan sebuah warung. Warungnya biasa saja tapi entah mengapa warung ini terlihat begitu spesial. Saking spesialnya, saya bahkan merasa melihat warung ini seperti cewek-cewek yang datang ke FTV, berangin-angin. Kami membeli 3 gelas aqua. Tapi entah kenapa aqua itu hanya sebatas mimpi saja, penjualnya malah memberikan kami amgo (sejenis air mineral produksi lokal).
Amgo
Kami minum dipinggir jalan. Tak ada satupun yang berlalu. Setelah beberapa saat kami menyadari jika Adi yang menjadi koordinator salah mengartikan informasi. Tapi sekali lagi ini bukan murni kesalahan Adi. Kesalahannya ada pada diri saya dan Edo. Saya dan Edo telah salah mempercayai Adi. Kali ini kami khilaf. Menutupi kekhilafan kami dengan menertawakan pengalaman yang baru saja kami alami. Intinya, kami bisa 
tersenyum meskipun jauh dari kemewahan.

Buka bersama kali ini saya memang gagal. Tapi dari pengalaman ini saya bisa mengambil kesimpulan jika kadang kita harus benar-benar memahami sesuatu sebelum harus menjalaninya. Iya, biarpun kita sudah baca
SMS, kita harus bisa paham maksud dari SMS itu. 

Dan yang terpenting dari semua adalah kita harus tetap percaya pada teman kita, meskipun ada kesalahan sedikit, kita hanya butuh berbicara lebih tenang untuk mencari jawaban yang pasti, kayaknya sih begitu. Kadang kita tak butuh kemewahan untuk menikmati hidup. Nikmati, lalu kamu akan merasakan gimana indahnya.

Dan dari apa yang saya alami di atas, saya menyimpulkan jika bukber kali ini bukanlah buka bersama, tetapi buka(n) bersama.
Share:

6 komentar:

  1. wahahaha mungkin si Adi setengah sadar denger info bukbernya :D

    BalasHapus
  2. Dia kayaknya emang masih setengah sadar sampe sekarang

    BalasHapus
  3. Bijak sekali penutupnya Ka.... *jempol* memang ya, semua bisa menjadi bijak setelah bertemu masalah. jadi perbanyaklah masalah agar bijaksana. :D

    BalasHapus
  4. hahaha apes bgt gajadu buka bersama nya.

    nice >> kadang kita harus benar-benar memahami sesuatu sebelum harus menjalaninya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Adi emang pembawa sial -_-

      Eh iya makasih ya :)

      Hapus