Bulan ramadhan atau yang lebih
banyak disebut bulan puasa adalah salah satu bulan yang paling ditunggu oleh
sebagian umat manusia. Baik bagi muslim ataupun non muslim. Bagi yang muslim
jelas hal ini terjadi karena bulan ramadhan merupakan bulan yang
dinanti-nantikan. Bulan turunnya Al-Quran. Sedngkan bagi non muslim bulan ini
juga dinantikan terutama bagi para pedagang-pedagang. Kenapa? Karena bulan ini
menurut riset yang telah saya lakukan, minat belanja dari tiap orang bertambah tinggi.
Hal ini terjadi karena ketika menahan suatu godaan untuk makan tertahan, maka
akan ada godaan lain yang sulit tertahankan. Godaan mata. Menjelang buka semua
makanan terasa sangat menggoda, eh pas udah buka Cuma dua potong kue aja udah
kenyang.
Buka Bersama PBSI |
Menantikan bulan ramadhan yang
indah juga berlaku bagi saya dan teman-teman saya. Ya, salah satu hal yang
paling ditunggu dari bulan ini adalah rencana-rencana buka bersama atau bukber
yang sering dilakukan. Saya sendiri sebenarnya masih menaruh rasa penasaran
mengenai pemilihan istilah “buka bersama”. Bukan karena apa, tapi saya masih
bingung apa yang akan kita buka secara bersama-sama? kenapa kita mesti nyari
tempat membukanya bersama-sama? Jadi sebenarnya apa maksud dari buka? Ah
sudahlah, lupakan.
Menurut sebagian teman-teman saya
buka puasa adalah ajag bagi kita untuk bertemu dan bersilaturahmi dengan
kerabat kita. Okelah kalo itu memang alasannya. Tapi kenapa mesti disaat buka?
Mungkin sesekali kita harus mencoba acara imsak bersama. Imsak bersama loh ya,
bukan sahur bersama. Lagian kenapa harus buka bersama kalau gak ada yang ngajak hidup bersama?
Ada Pesan Dari Si Setan Nih |
Acara buka bersama sendiri
seperti sudah menjadi kewajiban bagi tiap orang yang berpuasa. Setiap kali
bulan ramadhan datang ada begitu banyak ajakan untuk buka bersama yang terjadi.
Saya sendiri tahun ini sudah mendapat banyak ajakan. Cuma ya begitulah saya
memilih untuk menolaknya karena kebetulan puasa kali ini bertepatan dengan dompet
yang menipis waktu kuliah kerja nyata.
Buka bersama barangkali berarti
yaitu berbuka puasa secara bersama-sama dengan orang lain yang niatnya baik. Selain
untuk menuntaskan ibadah yang telah dilakukan seharian, buka bersama juga bisa menyebabkan
uang habis mempererat silaturahmi. Ini alasan paling sering yang digunakan ketika
ajakan buka puasa.
“Ayolah kali ini aja, kapan lagi
kita bisa lakuin buka bersama selain bulan puasa”. Ini ajakan paling kampret
yang sangat sulit ditolak ketika bulan puasa. Udah tahu puasa kebutuhan
meningkat karena mau nyiapin lebaran, belum lagi harga kebutuhan pokok yang
biasanya juga naik, eh malah ada ajakan yang sangat sulit ditolak.
Pesan saya jika kamu memang lagi
harus berhemat di bulan puasa tolaklah ajakan dari teman kamu secara baik-baik
misalnya seperti ini:
A : Aku lagi
mau hemat di puasa kali ini, bulan depan aja kita bukbernya ya?
B : Lah tapi
kan bulan puasa cuma sebulan aja bro
A : Lah gak
apa-apa, kita bukbernya bulan depan aja, pas puasa senin kamis.
Nah salah satu penawaran yang
bisa kamu berikan yaitu menawarkan buka bersama di puasa senin kamis. Kan yang
penting buka puasa bersama.
Saya sendiri memiliki pengalaman
mengenai buka bersama di puasa tahun kemarin. Seperti anak remaja kebanyakan lain,
saya dan teman-teman juga berencana melakukan buka bersama. Saya mendapat info
soal bukber ini dari salah seorang teman saya yang bernama Adi. Adi adalah seorang teman saya yang (tidak) baik.
Saking baiknya dia, dia bahkan selalu bersedia jadi orang yang saya suruh untuk
membeli sesuatu meskipun kadang uang kembaliannya habis dibelikan rokok. Adi
memang seorang yang sudah ahli dalam hal rokok. Saking hebatnya, dia sekarang
sudah menyediakan jasa kursus merokok bagi mereka yang ingin mulai mencoba rokok.
Kembali pada buka bersama. Tidak
semua rencana buka bersama yang direncanakan bisa berjalan sesuai rencana. Ada
beberapa kemungkinan penyebabnya. Ada karena ngaret, ada yang tidak tahu
tempatnya, ada juga yang salah karena kesalahan informasi. Khusus yang ketiga
saya mengalaminya setahun yang lalu, gara-gara Adi.
Ceritanya saya diminta oleh Adi
untuk memberitahukan kepada Edo mengenai rencana buka bersama di rumahnya Ilfa.
Saya ulang lagi, kata Adi di rumahnya Ilfa. Jika kami bertiga pergi bersamaan,
ini artinya trio laknat akan tersatukan kembali, saya serasa seperti ada di
acara-acara TV. Awalnya semua terlihat seperti akan baik-baik saja ketika kita
pergi kesana. Rencananya saya kesana bersama Adi, sementara itu Edo langsung ke
sana.
Ekspektasi kami cukup tinggi.
Kami membayangkan ada makanan sejenis bubur ayam yang sudah tersenyum
menantikan kedatangan kami disana. Semuanya terlihat baik-baik saja sebelum
kami sampai di rumah Ilfa. Kenyataannya, di rumah Ilfa tidak ada orang sama
sekali atau lebih tepatnya tidak ada acara buka bersama disana. TIDAK ADA.
Hari ini saya sangat kecewa. Saya
tidak kecewa karena hari ini kita gagal buka bersama, tapi saya kecewa kenapa
harus mempercayai Adi. Kenapa saya harus mempercayai lelaki bermuka jahat
seperti dia?
Adzan maghrib akhirnya
berkumandang dan kami bertiga masih tetap dipinggir jalan. Tak ada yang bisa
dimakan disini. Mungkin saja jika dalam 5 menit kami tidak menemukan sesuatu
yang bisa dimakan kami akan memakan satu sama lain dan memilih menjadi kanibal.
Eh tapi kami kan bukan Sumanto. Selain itu darah dan daging kami tidak terlalu
enak, bahkan nyamuk gak mau deketin kami.
Edo langsung mengambil rokok dan
menyalakannya. Saya dan Adi panik mencari apa yang bisa dimakan. Akhirnya kami
menemukan sebuah warung. Warungnya biasa saja tapi entah mengapa warung ini
terlihat begitu spesial. Saking spesialnya, saya bahkan merasa melihat warung
ini seperti cewek-cewek yang datang ke FTV, berangin-angin. Kami membeli 3
gelas aqua. Tapi entah kenapa aqua itu hanya sebatas mimpi saja, penjualnya malah
memberikan kami amgo (sejenis air mineral produksi lokal).
Amgo |
Kami minum dipinggir jalan. Tak
ada satupun yang berlalu. Setelah beberapa saat kami menyadari jika Adi yang
menjadi koordinator salah mengartikan informasi. Tapi sekali lagi ini bukan
murni kesalahan Adi. Kesalahannya ada pada diri saya dan Edo. Saya dan Edo
telah salah mempercayai Adi. Kali ini kami khilaf. Menutupi kekhilafan kami
dengan menertawakan pengalaman yang baru saja kami alami. Intinya, kami bisa
tersenyum meskipun jauh dari kemewahan.
Buka bersama kali ini saya memang
gagal. Tapi dari pengalaman ini saya bisa mengambil kesimpulan jika kadang kita
harus benar-benar memahami sesuatu sebelum harus menjalaninya. Iya, biarpun
kita sudah baca
SMS, kita harus bisa paham maksud dari SMS itu.
Dan yang terpenting dari semua
adalah kita harus tetap percaya pada teman kita, meskipun ada kesalahan
sedikit, kita hanya butuh berbicara lebih tenang untuk mencari jawaban yang
pasti, kayaknya sih begitu. Kadang kita tak butuh kemewahan untuk menikmati
hidup. Nikmati, lalu kamu akan merasakan gimana indahnya.
Dan dari apa yang saya alami di
atas, saya menyimpulkan jika bukber kali ini bukanlah buka bersama, tetapi
buka(n) bersama.
wahahaha mungkin si Adi setengah sadar denger info bukbernya :D
BalasHapusDia kayaknya emang masih setengah sadar sampe sekarang
BalasHapusBijak sekali penutupnya Ka.... *jempol* memang ya, semua bisa menjadi bijak setelah bertemu masalah. jadi perbanyaklah masalah agar bijaksana. :D
BalasHapusAyo nyari masalah :)
Hapushahaha apes bgt gajadu buka bersama nya.
BalasHapusnice >> kadang kita harus benar-benar memahami sesuatu sebelum harus menjalaninya
Iya Adi emang pembawa sial -_-
HapusEh iya makasih ya :)