Banyak orang yang bilang jika masa SMA
adalah salah satu masa yang paling indah dalam hidup. Katanya sih ada begitu
banyak hal yang bisa kita rasakan ketika masa itu. Masa dimana ketika memanjat
pagar sekolah menjadi sebuah rekreasi, ketika mengerjai guru menjadi suatu
hobi, dan ketika memperhatikan cewek manis di sekolah menjadi salah satu
tradisi bagi tiap siswa.
Sebagai seorang siswa saya juga suka
melakukan ketiga hal tersebut. Dulu waktu SMA saya pernah telat datang ke
sekolah. Gerbang sekolah dikunci. Saat itu satu-satunya jalan masuk ke sekolah
hanyalah satu. Memanjat pagar belakang.
Mengerjai guru juga salah satu hobi saya
di sekolah. Siapapun itu. Saya ingat suatu kejadian saat pelajaran bahasa
asing. Saat itu pak Adi yang memang sudah tua datang ke kelas kami dan bertanya
“saya ngajar disini kan?”. Tanya pak Adi.
Serentak kami menjawab “Kami sekarang
pelajaran matematika pak”.
Pak Adi pun pergi meninggalkan kelas kami.
Kebingungan. Kami tertawa bahagia karena melewatkan satu mata pelajaran tanpa
guru. Free.
Di sekolah saya ada begitu banyak cewek
yang manis. Salah satu sekolah dengan jumlah cewek manis terbanyak di
Indonesia. Ini bukan versi on the spot, ini versi saya sendiri. Saya mengatakan
seperti itu karena saya memang sekolah disini dan belum pernah memasuki
sekolah-sekolah lain.
Dari sekian banyak siswi-siswi manis yang
ada di sekolah saya. Ada satu orang yang mampu menarik perhatian saya. Sebut
saja namanya Nuri.
Nuri adalah salah seorang siswa adik kelas
yang ada di sekolah saya. Dia anak kelas XI IPA 2. Nuri barangkali memang bukan
yang termanis di sekolah, atau bahkan di kelasnya. Tapi dia bisa bikin saya
gugup setiap kali dia berjalan melewati kelas saya.
Nuri merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Semuanya perempuan. Semuanya manis. Tapi hanya Nuri yang mampu
menggetarkan hati setiap kali memandanginya.
Setelah memperhatikan Nuri sekian lama,
saya yakin jika dia adalah orang yang tepat buat saya. Meskipun saya bukan
orang yang tepat buat dia. Tapi apa salahnya mencoba? Sedangkan mencoba tidak
mengapa. Saatnya beraksi.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk
mulai berkenalan dengan Nuri. Saya adalah orang yang cenderung pemalu di dunia
nyata. Oleh sebab itu saya memilih berkenalan dengan nuri lewat facebook. Waktu itu kalo gak salah
namanya NhouUUuR1133cHH C3lalLluHHH Z3ndi12IE (Baca: Nuri Selalu Sendiri).
Kami memulainya dari saling like status,
kemudian mulai menulis di dinding, tak lama berselang mulai menjejaki pesan,
dan akhirnya nomor HP Nuri pun didapat. Sebuah langkah awal yang baik.
Sebulan sudah kami mencoba saling
menjejaki satu sama lain. Setelah sebulan dekat dengan Nuri saya jadi tahu
kesukaan dan kebiasaannya Nuri. Saya jadi tahu kalo Nuri suka sama Hello Kitty.
Saya tahu kalo Nuri juga suka Manchester United. Saya bahkan jadi tahu
kebiasaan aneh Nuri yaitu suka makan mie instan. Pake tangan.
Siklus berputar dengan indahnya. Mulai
dari curi pandang, kenalan lewat FB, dan akhirnya saya harus memberanikan diri
untuk memastikan semuanya. Tidak terjebak di friendzone. Saya memberanikan diri untuk menyatakan perasaan kepada
Nuri. Satu jawaban ya dari mulut Nuri yang saya ingat malam itu bersama bulan
yang memandangi kami dengan penuh senyuman.
Kami pun memulai hari sebagai dua insan
yang sedang dimabuk asmara. Menikmati setiap hari bersama berdua. Menikmati
hal-hal yang kita lakukan bersama dengan begitu indahnya. Kami suka suap-suapan
es krim di taman saat jam 1 siang. Bagi kami itu romantis. Meskipun tak sedikit
yang bilang itu norak.
Kami melakukan semuanya hingga kami lulus
SMA. SMA memanglah sebuah masa yang indah. Meninggalkan masa itu merupakan
sebuah tantangan besar. Iya, saya harus melanjutkan studi di luar kota sementara
Nuri masih harus berada di kelas ujian. Mulai saat ini kami resmi LDR.
LDR. Long
Distance Relationship. Sebuah hubungan jarak jauh yang harus dilakukan oleh
pasangan yang terpaksa untuk berpisah tempat. Sebuah survey menunjukkan jika
kesuksesan hubungan ini hanya dua persen. DUA PERSEN.
Saya dan Nuri yakin jika kami adalah bagian
dari dua persen tersebut. Kami selalu menjaga komunikasi. Teleponan larut malam
hingga salah satu dari kami tak cukup kuat untuk menahan mata yang akan
terpejam. Kami melakukan itu selama sebulan. Selama sebulan itu tak jarang kami
juga melakukan permainan siapa yang nutup telepon duluan. Iya, kami memang
norak.
Setelah itu semua berubah. Komunikasi kami
menjadi kurang lancar. Saya yang terlalu sibuk dengan tugas kuliah dan Nuri
yang sibuk dengan ujian nasional. Saat itu kami percaya jika kami bukanlah
pasangan yang termasuk dalam dua persen yang sukses menjalankan LDR. Kami
putus.
Kami adalah dua orang remaja yang tak
kuasa menahan jarak. Semua hal norak yang telah kami lakukan bersama tak mampu
mengikis jarak yang terbentang antara Gorontalo dan Malang.
Barangkali saat ini jarak memang telah
memisahkan raga dan hati kita, tapi saya yakin semua kenangan indah yang masih
tersimpan indah di memori ini akan terus terkenang hingga satu saat nanti kita
akan bertemu kembali untuk sekedar mengenang dan menertawakan hal-hal norak
yang kita lakukan bersama. Kita berdua. Dua orang yang dikalahkan oleh jarak.
bagus ini ceritanya, ada lucunya, mesem-mesem gue baca ini hahaha coba ditambahin dialog dikit :D
BalasHapusIya makasih ya :)
HapusBaru pertama nulis cerpen di blog hehehe
Ketawa sih baca ceritanya wkwk. Tapi gasetuju ah pas bagian survey LDR yang berhasil itu 2%. Ailah, dikit amat. -_-
BalasHapusIya sempat baca google kayaknya hahaha :D
HapusMakasih udah mau baca ya :)
Bagus nih ceritanya. Ada lucunya hihi XD
BalasHapusHehehe makasih udah mau baca ya :)
HapusHahaha ceritanya lucu. Gue sempet ngalamin hal kaya gini waktu masih pacaran dulu. Jangankan elo yang jauh, gue yang LDR-an cuma beda kota aja bisa putus-_-
BalasHapusPernah? Hahaha semoga nanti bakalan sukses LDR ya :)
Hapusgue sempet LDR dan apa yang lo rasain gue kayaknya rasain juga.. hehehhe.. btw gue sama temen-temen waktu SMA suka banget ngejailin guru dengan cara gitu hahaha
BalasHapusHahahaha, iya paling enak ngerjain guru :D
HapusSepertinya ini cerita asli yang dijadikan cerpen sebagai alibi.. Hahah...
BalasHapusNURI?? ade Nuri (@adeqyuw) HAHAHAHA
Ini cerita rekayasa aja nah hahahaha :D
HapusSiapa lagi itu Nuri pak? -_-
gue juga pernah buat tulisan dengan judul yang sama beberapa bulan yang lalu :p
BalasHapusdan rata2 tmn gue yg membaca tulisan tsb mendapatkan pencerahan alias putus dr hubungan jarak jauh yg semu itu haha
Hahahaha kadang LDR emang sulit :D
HapusLDR emang susah, tapi balik lagi gimana si pasangannya sih. Kalo mereka saling teguh, pasti bisa kok. Aku juga aku pernah LDR,memang nggak berhasil sih akhirnya, soalnya kali ini bener-bner LDR, beda negara. Beda waktu, beda agama, beda budaya,
BalasHapusOh iya, aku ada Liebster Award nih buat kamu, buka link di bawah ini ya :)
http://magical-koinouta.blogspot.com/2014/07/got-liebster-award.html#more
Eh iya kadang susah, kadang enggak. Semua kerinduan biasanya terbalas ketika bertemu. Nah kalo kan jarang ketemu jadi, ah sudahlah :)
HapusIya terima kasih atas awardnya yang diberikan ya. Semangat terus nulisnya ya.