Minggu, 29 Juni 2014

Long Distance Relationshit

Banyak orang yang bilang jika masa SMA adalah salah satu masa yang paling indah dalam hidup. Katanya sih ada begitu banyak hal yang bisa kita rasakan ketika masa itu. Masa dimana ketika memanjat pagar sekolah menjadi sebuah rekreasi, ketika mengerjai guru menjadi suatu hobi, dan ketika memperhatikan cewek manis di sekolah menjadi salah satu tradisi bagi tiap siswa.
Sebagai seorang siswa saya juga suka melakukan ketiga hal tersebut. Dulu waktu SMA saya pernah telat datang ke sekolah. Gerbang sekolah dikunci. Saat itu satu-satunya jalan masuk ke sekolah hanyalah satu. Memanjat pagar belakang.


Mengerjai guru juga salah satu hobi saya di sekolah. Siapapun itu. Saya ingat suatu kejadian saat pelajaran bahasa asing. Saat itu pak Adi yang memang sudah tua datang ke kelas kami dan bertanya “saya ngajar disini kan?”. Tanya pak Adi.


Serentak kami menjawab “Kami sekarang pelajaran matematika pak”.


Pak Adi pun pergi meninggalkan kelas kami. Kebingungan. Kami tertawa bahagia karena melewatkan satu mata pelajaran tanpa guru. Free.


Di sekolah saya ada begitu banyak cewek yang manis. Salah satu sekolah dengan jumlah cewek manis terbanyak di Indonesia. Ini bukan versi on the spot, ini versi saya sendiri. Saya mengatakan seperti itu karena saya memang sekolah disini dan belum pernah memasuki sekolah-sekolah lain.


Dari sekian banyak siswi-siswi manis yang ada di sekolah saya. Ada satu orang yang mampu menarik perhatian saya. Sebut saja namanya Nuri.


Nuri adalah salah seorang siswa adik kelas yang ada di sekolah saya. Dia anak kelas XI IPA 2. Nuri barangkali memang bukan yang termanis di sekolah, atau bahkan di kelasnya. Tapi dia bisa bikin saya gugup setiap kali dia berjalan melewati kelas saya.


Nuri merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Semuanya perempuan. Semuanya manis. Tapi hanya Nuri yang mampu menggetarkan hati setiap kali memandanginya.


Setelah memperhatikan Nuri sekian lama, saya yakin jika dia adalah orang yang tepat buat saya. Meskipun saya bukan orang yang tepat buat dia. Tapi apa salahnya mencoba? Sedangkan mencoba tidak mengapa. Saatnya beraksi.


Akhirnya saya memberanikan diri untuk mulai berkenalan dengan Nuri. Saya adalah orang yang cenderung pemalu di dunia nyata. Oleh sebab itu saya memilih berkenalan dengan nuri lewat facebook. Waktu itu kalo gak salah namanya NhouUUuR1133cHH C3lalLluHHH Z3ndi12IE (Baca: Nuri Selalu Sendiri).


Kami memulainya dari saling like status, kemudian mulai menulis di dinding, tak lama berselang mulai menjejaki pesan, dan akhirnya nomor HP Nuri pun didapat. Sebuah langkah awal yang baik.


Sebulan sudah kami mencoba saling menjejaki satu sama lain. Setelah sebulan dekat dengan Nuri saya jadi tahu kesukaan dan kebiasaannya Nuri. Saya jadi tahu kalo Nuri suka sama Hello Kitty. Saya tahu kalo Nuri juga suka Manchester United. Saya bahkan jadi tahu kebiasaan aneh Nuri yaitu suka makan mie instan. Pake tangan.


Siklus berputar dengan indahnya. Mulai dari curi pandang, kenalan lewat FB, dan akhirnya saya harus memberanikan diri untuk memastikan semuanya. Tidak terjebak di friendzone. Saya memberanikan diri untuk menyatakan perasaan kepada Nuri. Satu jawaban ya dari mulut Nuri yang saya ingat malam itu bersama bulan yang memandangi kami dengan penuh senyuman.


Kami pun memulai hari sebagai dua insan yang sedang dimabuk asmara. Menikmati setiap hari bersama berdua. Menikmati hal-hal yang kita lakukan bersama dengan begitu indahnya. Kami suka suap-suapan es krim di taman saat jam 1 siang. Bagi kami itu romantis. Meskipun tak sedikit yang bilang itu norak.


Kami melakukan semuanya hingga kami lulus SMA. SMA memanglah sebuah masa yang indah. Meninggalkan masa itu merupakan sebuah tantangan besar. Iya, saya harus melanjutkan studi di luar kota sementara Nuri masih harus berada di kelas ujian. Mulai saat ini kami resmi LDR.


LDR. Long Distance Relationship. Sebuah hubungan jarak jauh yang harus dilakukan oleh pasangan yang terpaksa untuk berpisah tempat. Sebuah survey menunjukkan jika kesuksesan hubungan ini hanya dua persen. DUA PERSEN.


Saya dan Nuri yakin jika kami adalah bagian dari dua persen tersebut. Kami selalu menjaga komunikasi. Teleponan larut malam hingga salah satu dari kami tak cukup kuat untuk menahan mata yang akan terpejam. Kami melakukan itu selama sebulan. Selama sebulan itu tak jarang kami juga melakukan permainan siapa yang nutup telepon duluan. Iya, kami memang norak.


Setelah itu semua berubah. Komunikasi kami menjadi kurang lancar. Saya yang terlalu sibuk dengan tugas kuliah dan Nuri yang sibuk dengan ujian nasional. Saat itu kami percaya jika kami bukanlah pasangan yang termasuk dalam dua persen yang sukses menjalankan LDR. Kami putus.


Kami adalah dua orang remaja yang tak kuasa menahan jarak. Semua hal norak yang telah kami lakukan bersama tak mampu mengikis jarak yang terbentang antara Gorontalo dan Malang.


Barangkali saat ini jarak memang telah memisahkan raga dan hati kita, tapi saya yakin semua kenangan indah yang masih tersimpan indah di memori ini akan terus terkenang hingga satu saat nanti kita akan bertemu kembali untuk sekedar mengenang dan menertawakan hal-hal norak yang kita lakukan bersama. Kita berdua. Dua orang yang dikalahkan oleh jarak.

“Semoga tak ada lagi dua hati yang dilemahkan oleh jarak. Aku cinta kamu, Nuri”. Saya mengirim SMS ke Nuri, sesaat sebelum keberangkatan pesawat saya. Tepat disamping saya, ada pasangan yang menangis, berjanji saling setia, dan akan kembali untuk menikah satu hari nanti.
Share:

16 komentar:

  1. bagus ini ceritanya, ada lucunya, mesem-mesem gue baca ini hahaha coba ditambahin dialog dikit :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya makasih ya :)

      Baru pertama nulis cerpen di blog hehehe

      Hapus
  2. Ketawa sih baca ceritanya wkwk. Tapi gasetuju ah pas bagian survey LDR yang berhasil itu 2%. Ailah, dikit amat. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya sempat baca google kayaknya hahaha :D

      Makasih udah mau baca ya :)

      Hapus
  3. Bagus nih ceritanya. Ada lucunya hihi XD

    BalasHapus
  4. Hahaha ceritanya lucu. Gue sempet ngalamin hal kaya gini waktu masih pacaran dulu. Jangankan elo yang jauh, gue yang LDR-an cuma beda kota aja bisa putus-_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah? Hahaha semoga nanti bakalan sukses LDR ya :)

      Hapus
  5. gue sempet LDR dan apa yang lo rasain gue kayaknya rasain juga.. hehehhe.. btw gue sama temen-temen waktu SMA suka banget ngejailin guru dengan cara gitu hahaha

    BalasHapus
  6. Sepertinya ini cerita asli yang dijadikan cerpen sebagai alibi.. Hahah...


    NURI?? ade Nuri (@adeqyuw) HAHAHAHA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini cerita rekayasa aja nah hahahaha :D

      Siapa lagi itu Nuri pak? -_-

      Hapus
  7. gue juga pernah buat tulisan dengan judul yang sama beberapa bulan yang lalu :p
    dan rata2 tmn gue yg membaca tulisan tsb mendapatkan pencerahan alias putus dr hubungan jarak jauh yg semu itu haha

    BalasHapus
  8. LDR emang susah, tapi balik lagi gimana si pasangannya sih. Kalo mereka saling teguh, pasti bisa kok. Aku juga aku pernah LDR,memang nggak berhasil sih akhirnya, soalnya kali ini bener-bner LDR, beda negara. Beda waktu, beda agama, beda budaya,
    Oh iya, aku ada Liebster Award nih buat kamu, buka link di bawah ini ya :)

    http://magical-koinouta.blogspot.com/2014/07/got-liebster-award.html#more

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh iya kadang susah, kadang enggak. Semua kerinduan biasanya terbalas ketika bertemu. Nah kalo kan jarang ketemu jadi, ah sudahlah :)

      Iya terima kasih atas awardnya yang diberikan ya. Semangat terus nulisnya ya.

      Hapus