Sunday 22 June 2014

Piala Pilpres Dunia

Setelah minggu lalu saya nulis soal Liebster Award yang saya dapatkan maka minggu ini saya mau nulis sedikit hal yang beda. Iya, minggu lalu saya dapat dua award yang pertama Liebster Award dan yang kedua yaitu Liebster Awkward. Nah karena minggu lalu saya nulis soal award yang sebenarnya ditulis karena otak lagi gak kepikiran ide tapi memikirkan dia maka minggu ini saya mau nulis hal yang beda. Hal yang masih jadi perbincangan hangat saat ini.
Liebster Awkward
Di hari minggu yang cerah kali ini saya mau bahas soal dua hal yang berbeda dan lagi menjadi perbincangan yang seru. Pemilu presiden dan piala dunia Brazil 2014. Diantara kalian lebih suka ngikutin yang mana? Kalo lebih suka nomor satu berarti jangan pilih yang kedua. Kalo lebih suka yang kedua jangan pilih yang pertama. Simple. Masalahnya siapa yang mau milih jadi yang kedua jika bisa jadi yang pertama? Barangkali hanya orang-orang berhati tegar dan cukup idealis yang mau tetap jadi yang kedua. Eh kok malah ngomongin cinta sih.

kembali ke soal pemilu presiden. Pemilu presiden merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh negara Indonesia yang merupakan negara demokrasi. Setelah pada sembilan april kemarin kita sudah memilih orang-orang yang bersedia menjadi wakil kita di parlemen, maka pada sembilan juli kita akan memilih siapa yang akan jadi orang nomor satu di negara kita. Saya sendiri bingung dengan sebutan orang nomor satu. Kalo memang presiden orang nomor satu kenapa dia tidak diberi topi seperti yang pernah digunakan Spongebob?
Topi Presiden
Cara memilihnya sederhana. Hanya semudah masuk di dalam bilik suara dan mencoblos salah satu foto pasangan calon di dalamnya. Saking sederhananya konsep ini perhitungannya pun sangat mudah. Setiap suara dihitung satu. Suara hasil serangan fajar dan suara hasil dari analisa karena rajin nonton debat capres tetap dihitung sama. Kasihan loh kalo udah nganalisis tapi ujung-ujungnya yang menang tetap uang.

Uang memang merupakan kekuatan besar dalam dunia politik kita. Ada yang dikasih uang langsung milih tapi resikonya buat lima tahun kedepan. Ada juga calon presiden yang bilang kalo "Ambil uangnya, pilih yang lain". Terserah sih kalo emang mau dapat uang di dunia tapi di akhirat perhitungannya bakal panjang karena udah ngambil yang bukan haknya. Kalo saya sih lebih setuju dengan "tolak uangnya, pilih yang jujur".
Tolak Uangnya, Pilih Yang Jujur
Sekarang teknik kampanye juga bermacam-macam. Dari yang positif, negatif, bahkan yang hitam. Kampanye positif adalah kampanye yang membicarakan mengenai kebaikan si calon dan biasanya ini diakukan oleh calon itu sendiri. Sedangkan kampanye negatif adalah salah satu jenis kampanye yang biasanya dilakukan oleh lawan politik salah satu calon dengan tujuan untuk memberi tahu masyarakat mengenai kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh calon lain. Salah? Tidak, selama yang dikatakannya benar.

Nah si kampret penyebar kampanye hitam ini yang perlu kita cari tahu. Kampanye hitam ini merupakan salah satu praktek kampanye yang dilakukan untuk menjatuhkan salah satu pihak dengan berita-berita fitnah. Bahkan saya pernah baca di salah satu media online jika salah satu ormas islam ada yang mengharamkan milih salah satu pasangan calon. Gak percaya? Coba klik disini.

Gimana? Kalian percaya kalo itu haram? Kalo saya sih enggak. Lah intinya tidak semua perkataan dari parpol itu harus kita telan bulat-bulat. Sebagai warga yang baik ya kita harus bisa menganalisis mana yang sebenarnya baik dan mana yang punya maksud terselubung di dalamnya. Jika asumsinya karena mereka mau dukung partai yang membawa nama agama lantas bagaimana kabar korupsi sapi yang dilakukan oleh salah satu petinggi partai tersebut. Ah kalo sapi mah biasa sih, gimana kabar soal dana haji? Bahkan orang yang mau beribadah menjadi lahan buat ngambil keuntungan.

Udah ah sekarang mau bahas soal piala dunia dulu. Piala dunia adalah sebuah turnamen sepakbola yang mempertemukan antara 32 tim terbaik dunia. Iya mereka semua yang terbaik karena sudah ikut kualifikasi terlebih dahulu, kecuali tuan rumah yang lolos secara otomatis. Tahun ini yang jadi tuan rumah adalah Brazil. Negara pemegang lima gelar juara dunia. Tuan rumah dan gelar terbanyak, maka tidak heran banyak yang jagoin Brazil di piala dunia. Kalian jagoin timnas apa? Saya Jepang.
Anaknya Lucu, Mamanya Juga
Di piala dunia Brazil ini hingga tulisan ini saya tulis sudah begitu banyak kejutan yang terjadi. Misalnya tersingkirnya juara bertahan Spanyol di fase grup. Kemudian disusul oleh Inggris yang termakan oleh ganasnya grup neraka bersama Italia, Kosta Rika, dan Uruguay. Grupnya neraka menurut Inggris, Italia, dan Uruguay. Bagi Kosta Rika ini serasa surga.

Satu-satunya suara sumbang dari piala dunia kali ini adalah penolakan warga Brazil yang merasa jika pemerintah terlalu menghambur-hamburkan uang hanya untuk merenovasi infrastruktur yang bahkan akan ramai hanya saat gelaran piala dunia. Lebih baik uangnya dikasih ke orang miskin aja.

Nah dari kedua permasalahan diatas saya mau menawarkan beberapa alternatif pilihan yang benar-benar rusak keren untuk mengkombinasikan antara konsep pilpres dengan piala dunia Brazil.

1. Karena dikhawatirkan efek dari kampanye hitam bisa menimbulkan gesekan antar warga maka pilpres sebaiknya dipilih oleh warga negara Brazil.
Intinya biar gak terjadi perpecahan aja. Nanti warga Brazil kita kasih tau kebaikan dan keburukan dari calon presiden, biarkan mereka menganalisa sendiri dan memilih yang terbaik. Kalo terjadi perpecahan setidaknya bukan antara warga Indonesia.

2. Jika poin pertama ditolak maka bagaimana jika kita buat pertandingan sepakbola antara petinggi parpol kedua pasangan calon.
Seperti halnya piala dunia maka cara kedua ini adalah cara efektif mana yang menunjukkan yang terbaik. Sepakbola dibuat untuk memberikan perdamaian, bukan malah menghancurkannya. Makannya dibuat pertandingan biar bisa damai.

3. Menanggapi desakan dari warga yang tidak setuju dengan penghamburan uang demi infrastruktur maka penentuan juara dunia dilakukan dengan cara seperti pemilu.
Ini cara yang cukup keren untuk menentukan juara dunia. Jadi para suporter hanya perlu beli tiket dan masuk ke stadion buat coblos tiga negara yang jadi jagoan mereka. Ini lebih hemat jadi gak perlu terlalu menghamburkan uang demi infrastruktur. Juaranya ditentukan oleh peraih suara terbanyak. Sederhana.

Nah itu tadi tiga ide yang saya sarankan kepada KPU dan juga FIFA. Barangkali mereka mau menerima saran ini. Kalo ujung-ujungnya juga ditolak tanpa alasan ya gak apa sih. Saya sudah terlatih patah hati kayak lagunya The Rain featuring Endank Soekamti. Sekian dan terima kasih.
Share:

14 comments:

  1. Absurd banget :))
    Iya kali dibuat pertandingan sepakbola antara petinggi parpol kedua pasangan calon :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biar gak ada perpecahan, siapa tahu aja bisa tukar-tukar kaos partai yang belum kebayar kemarin *eh

      Delete
  2. sarannya cukup menjanjikan tapi mustahil dui laksanakan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lah kok mustahil? Lah ayah kandung aja bisa perkosa anaknya sendiri kok.

      Kalo kata adidas mah imposible is nothing. Entah apa artinya tapi kedengarannya kereen *eh hahaah

      Delete
  3. hahaha... ide 1 itu gak yakin gue, mereka aja gak tahu apa itu Indonesia. Yang ke 3 udah pernah denger, bahkan ada yang nyarankan penentuan piala dunianya pake polling sms aja biar lebih cepat dan menghasilkan dana bantuan infrastruktur.... nah yang ide nomor 2 itu keren kayaknya, kalo memberi kesempatan bagi rakyat untuk melempar mereka dengan pisang, batu atau buah-buahan ketika terjadi pelanggaran *gue jahat banget*...hahaha

    tapi gue baru kepikiran topi #1, keren kayaknya kalo topi itu dipakai presiden. jadi kan orang seluruh dunia bisa tahu kalo dia orang nomor 1, secara kan spongebob tontonan warga dunia. mantep!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nanti saya buka usaha batu disamping stadion untuk memfasilitasi hasrat rakyat :D

      Nah iya ya, semoga presiden berikut mau baca isi blog ini :D

      Delete
  4. Sarannya out of the box semua haha

    ReplyDelete
  5. Muahahasyem, gokil bener :)

    ReplyDelete
  6. Ketawa sih baca ini, tapi kalau bisa diterapkan ya asik juga wkwk.

    ReplyDelete
  7. "Jika poin pertama ditolak maka bagaimana jika kita buat pertandingan sepakbola antara petinggi parpol kedua pasangan calon."setuju nih :D

    ReplyDelete