Minggu, 16 Maret 2014

Melawan Korupsi

Kali ini saya mau nulis soal bahasan yang agak serius dulu: Korupsi. Jadi korupsi sekarang sudah jadi berita pelengkap makan siang kita. Kalo dulu makan tanpa nasi itu dirasa kurang. Sekarang makan nasi tanpa ada berita korupsi yang terasa janggal. Saking banyaknya korupsi di Indonesia mungkin satu saat nanti akan ada KKI (Komunitas Korupsi Indonesia). Mereka kan banyak uangnya, jadi kayaknya apapun bisa deh. Nonton tenis ke Bali aja bisa. Atau mungkin nanti suatu saat nanti dia bisa liburan ke luar angkasa.
Liburan ke Luar Angkasa
Sebenarnya yang melatarbelakangi saya buat nulis tentang korupsi karena kemarin saya ikut diskusi dengan TI. TI adalah salah satu lembaga transparansi internasional yang bertugas untuk mengawasi keuangan negara yang patut dicurigai. Lembaga seperti ini dibutuhkan oleh rakyat, meskipun dimusuhi oleh para koruptor.

Jadi TI itu melakukan penelitian mengenai pandangan anak muda mengenai korupsi di empat provinsi di Indonesia yang meliputi Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Timur. Hasilnya cukup memuaskan. Pada setiap daerah seluruh anak muda mengatakan mereka anti korupsi. Apakah ini bukti jika masa depan kita akan lebih baik? Oh belum tentu.

Para anak muda yang mengikuti survey memang mengatakan jika mereka sadar akan bahaya korupsi dan akan menjadi orang yang siap memberantas korupsi. Iya mereka siap untuk melawan korupsi. Sayangnya ketika ditanya bagaimana jika pelaku korupsi adalah keluarga atau orang-orang yang dekat dengan mereka? Jawaban mereka sederhana: akan ditoleransi.

Jadi jika ada sumpahnya mungkin akan berbunyi seperti ini.

"Kami para pemuda dan pemudi Indonesia dengan ini menyatakan akan melawan korupsi dengan sekuat tenaga, kecuali pelaku korupsi adalah orang yang kita kenal."

Sumpahnya agak aneh ya? Ya memang seperti itu temuannya di lapangan sih.

Barangkali salah satu faktor penyebab maraknya korupsi di Indonesia juga diakibatkan oleh cara kita mendidik anak-anak kita. Sejak kecil mereka diajarkan oleh orang tuanya untuk tidak menjadi seperti Gayus yang ada di TV. Eh pas lagi jalan-jalan santai naik motor, bapaknya kena tilang dan nyogok polisi. Kemudian mengatakan jika kepepet korupsi adalah hal yang halal.

Ada begitu banyak hal keadaan yang bisa menjadi lahan korupsi. Sekarang semua dikorupsi. Bahkan sekarang anak mau masuk sekolah aja pake nyuap pihak sekolah buat diterima di sekolah tersebut. Ada uang pembangunan yang masuk ke sekolah tapi tak ada pembangunan yang berarti. Kemudian pihak sekolah nyogok dinas pendidikan buat kasih akreditasi yang baik ke sekolah tersebut. Eh pas nyogok ketangkap KPK. Terus si anak tadi yang nyogok buat sekolah mau ikut demo ke dinas pendidikan. Pulangnya kena tilang polisi karena gak pake helm. Kemudian polisinya dikasih uang biar masalahnya gak panjang. Sekali lagi, kalo kepepet maka korupsi dianggap halal.

Hal yang aneh lagi sekarang korupsi seperti sudah membudaya di kalangan para oknum pejabat kita. Memang tidak semua korupsi, hanya beberapa oknum saja. Tapi ya itu seperti sudah turun temurun terjadi. Bahkan para wakil rakyat yang ketika masa kampanye dulu berjanji untuk memberantas korupsi malah terlibat di dalamnya. Tragisnya lagi yang korupsi malah bintang iklannya. Ini kayak kamu bilang ke orang-orang kalo durian itu gak enak, eh pas orang-orang percaya itu gak enak kamu malah makan duriannya sendiri. Miris.
Tidak Salah Lagi
Nah iya barangkali salah satu hal yang harus kita lakukan adalah membenahi struktur aparat penegak hukum kita. Sekedar informasi aja ya, Hongkong adalah salah satu negara yang sukses mengatasi korupsi. Jadi mereka memberhentikan semua penegak hukum mereka yang udah tua, kemudian diganti dengan yang muda dan belum tercemar korupsi di tubuh aparat. Kalo di kita? Kayaknya masih berat. Lima puluh ribu aja udah bisa berarti damai.

Mungkin korupsi di Indonesia akan terus berjalan lancar kalo hukumannya bisa terus-terusan seperti ini. Harusnya lebih keras dong. Saat beberapa negara sudah memberlakukan hukuman mati bagi para koruptor. Eh di Indonesia para koruptor malah di kasih pemotongan masa tahanan. Kurang baik apa coba negara ini.
Kita Negara Baik
Intinya seperti ini. Korupsi bukan hanya lawan KPK, bukan hanya lawannya polisi, bukan hanya lawannya LSM anti korupsi, melainkan lawan kita semua. Korupsi bukan cuma soal uang miliaran rupiah, kadang uang pelicin buat nembak SIM juga bisa dihitung korupsi. Jadi mulai sekarang saatnya kita para generasi muda buat bergerak melawan. Perlawanan bisa kita mulai dari hal-hal kecil terlebih dulu. Intinya, inilah saatnya kita untuk berani melawan korupsi mulai dari hal terkecil.

Korupsi tidak akan habis jika kita tidak memberikan pendidikan yang baik kepada generasi muda kita. Dan pendidikan yang baik adalah mempraktekkan perilaku anti korupsi. Karena korupsi bukan terjadi semata karena ada kesempatan. Tapi juga karena ada pemikiran yang salah di kepala para koruptor. Ini ada bonus dari si Juki mengenai teori evolusi koruptor.
Evolusi Koruptor
Mari melawan!
Share:

4 komentar:

  1. Jangan bicara korupsi kalo kita sering nabrak rambu. Jangan bicara makan uang rakyat kalo kita sering makan uang sisa kegiatan. hahah... Mari bersama mencoba meminimalisir korupsi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu sebabnya kenapa kita harus memulainya dari hal yang terkecil dulu :)

      Hapus
  2. korupsi itu terlahir karena sebuah kebiasan yang sudah ada, untuk mencegah yang namanya korupsi yaitu ya salah satunya change or break your bad habit now!!
    Nggak usah jauh jauh benahi penegak hukum, mending kta benahi dulu diri kita sendiri, keluarga karena dari hal kecil tersebut pastinya akan menghasilkan sinergi hingga ke anak cucu kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah setuju. Itu inti dari apa yang saya tulis diatas :)

      Hapus