Minggu, 17 April 2016

Jakarta Makin Panas

Meskipun saya yang bukan penduduk asli ibu kota tapi ibu kota selalu sukses mencuri perhatian saya. Perhatian saya muncul bukan karena saya jatuh cinta dengan ibu kota, akan tetapi ibu kota Indonesia ini yang menjadi pusat pemerintahan mau tidak mau selalu disorot oleh berbagai media tanah air. Selalu. Beda dengan kota-kota kecil, utamanya yang berada di luar pulau jawa.
 

Sentralisasi? Bisa jadi. Tapi apalah daya jika saat liburan semua orang “daerah” selalu mencoba meluangkan waktu untuk mendatangi ibu kota. Satu hal yang memang agak aneh. Saat warga Jakarta selalu mencoba berlibur ke puncak atau ke berbagai tempat lain dengan keindahan alamnya, maka kebanyakan orang daerah ingin mendatangi Jakarta dengan tujuan melihat gedung-gedung tinggi disana. Saya tahu betul hal ini karena saya juga pasti senang liat gedung tinggi kalo lagi di Jakarta.
Sumber Kebahagiaan
Saya memang tidak terlalu sering ke Jakarta, akan tetapi menurut pengalaman setelah beberapa kali disana saya selalu beranggapan jika kota ini sudah overload. Terlalu banyak warga yang tinggal sehingga kita bisa melihat berbagai masalah klasik. Kemacetan, banjir, dan berbagai masalah lainnya yang sering dibicarakan media. Iya itu baru yang dikupas media, belum lagi banyak yang belum dikupas media. Bagi yang gak percaya coba deh baca Jakarta Undercover punyanya mas Moamar Emka. Sekedar baca aja, gak usah perlu dicari tau lokasinya.
Jakarta Undercover
Jakarta sudah overload. Satu hal yang selalu membayangi benak saya. yaw ajar memang, selaku ibu kota negara tentunya begitu banyak sekali warga yang ingin merasakan hidup disana. Mengadu nasib di ibu kota. Nasib yang diadu. Keberanian mereka patut dipuji, meskipun sebagian memang tidak sadar jika dalam setiap hal yang diadu pasti ada yang menang dan kalah.

Bicara soal adu-adu di Jakarta memang lagi hangat-hangatnya. Jika dulu hanya ada kubu Ahok dan haji Lulung, maka sekarang semua berjalan lebih kompleks. Ada pak Yusri, seorang mantan menteri yang katanya niat menjadi DKI 1. Pak Yusril keren, dia bahkan pernah mempertanyakan legalitas dari pencalonan Ahok yang mencoba maju melalui calon perseorangan. Cadas.

Selain itu ada juga calon dari musisi. Ahmad Dhani. Iya mas Dhani mungkin berpikir jika menjadi gubernur semudah mengendalikan manajemen republik cinta. Sejujurnya saat ini saya tidak pernah melihat lagi karya besar dari artis dibawah manajemen ini. Mungkin karena si bos sudah lebih focus buat maju DKI 1. Mungkin.

Semakin mendekati pemilu keadaan menjadi semakin panas. Pak Ahok terus ditempa isu korupsi. Terbaru ada lahan sumber waras yang dipermasalahkan sama BPK. Ditambah lagi komentar dari haji Lulung yang bilang siap potong kuping jika Ahok berani melawan. Keren. Apapun itu saya berharap siapapun nantinya yang benar agar jangan tipu-tipu warga lagi ya. Kami sudah bosan dengan tipuan gantung saya di monas dan saya akan loncat dari monas. Mungkin mereka yang berujar harus belajar banyak dari mbak Julia Perez yang menunaikan janji telanjang di GBK meskipun sebagian warga masih kecewa dengan aksi jupe.
Telanjang, Telanjang Kaki.
Ibu kota selalu punya cerita sendiri. Punya berbagai macam permasalahan. Macet, banjir, es yang dibikin dari air limbah. Tiga hal yang bisa bikin orang buat gak mau tinggal di Jakarta. Ditambah lagi Jakarta yang kian memanas dengan isu-isu menjelang pilgub. Parahnya lagi isu-isu yang berkembang mulai menyinggung ke ranah sara.

Teruntuk mereka yang masih survive di ibu kota meskipun hidup dengan segala keterbatasan. Percayalah jika kalian adalah para manusia pilihan Tuhan yang sanggup untuk bertahan dikerasnya ibu kota. Bukankah kita juga sudah dimotivasi sama Tuhan jika setiap kesulitan ada kemudahan? Kalian benar-benar hebat. Teruslah percaya sama Tuhan, bagi saya Allah. Terlepas Tuhan menurut kalian siapa.

Bagi mereka yang terus menerus memperebutkan kekuasaan. Percayalah, setiap konflik yang kalian ciptakan tidak bisa membuat ibu kota menjadi lebih baik. Lebih baik saling rangkul, bangun DKI jadi lebih baik. Meskipun sebenarnya saya sangat yakin jika kemakmuran tidak bisa dibangun diatas kebencian dan saling menjatuhkan.

Terakhir pernyataan saya mengenai pilgub DKI mungkin senada dengan meme yang sedang viral. “Saya muslim dan saya tidak pilih Ahok, Yusril, Dhani, dan juga haji Lulung. KTP saya Gorontalo”.
Sikap

Share:

8 komentar:

  1. Ah tadi aku kira mas Eka lagi di Jakarta, aku mau ceng2in. Tapi ini toh maksudnya panas. Mas Eka sekarang bahasannya berat-berat ya, apa mau nyalon jadi anggota DPR? Huehehe

    BalasHapus
  2. masalah jakarta makin bertambah, tapi makin dicinta juga sama warganya.

    BalasHapus
  3. jakarta .. pernah kesana cuma sekali. panasnya panas sekali.. dan meme diatas emang lucu sekali.
    ini komen macam apa yawla?

    BalasHapus
  4. wah ketipu dikirain panas apaan tahunya panas suasana politiknya.

    BalasHapus
  5. enggak jakarta saja , tapi jabodetabek emang bener bener panas, yuk berkunjung ke blog saya juhariblog

    BalasHapus