Minggu, 05 Oktober 2014

Mencari Alasan

Selamat berhari minggu untuk yang kesekian kali semua pembaca blog ini. Mohon maaf yang sebesar-besarnya karena beberapa minggu belakangan saya gak sempat ngupdate lagi tulisan soal apapun disini. Tapi tenang, sebagai manusia yang baik saya selalu punya alasan untuk menjelaskan kenapa saya gak menulis. Iya, manusia kan emang suka beralasan ketika gagal melakukan sesuatu.

Alasan pertama ya karena saya harus menjalani liburan di rumah saya. Liburan di rumah itu ibarat surga lah. Semua ada. Bangun pagi udah disediain makan, agak siang udah ada yang ngantar makan, malam makan lagi. Selama liburan berat badan naik lima kilogram. Alasannya, ya kalo di rumah harus makan dong. Kan udah disiapin sama orang rumah.
Eh iya kembali ke persoalan gagal ngepost satu tulisanpun. Ketika liburan kemarin, meskipun kenyamanan liburan sangat terjamin tapi ada satu hal yang hilang di rumah. Koneksi internet. Mengenai ini sudah pernah saya adukan kepada panglima tertinggi di rumah untuk rencana minta dipasangin speedy tapi malah ditolak dengan alasan semua orang rumah jarang menghabiskan waktu di rumah, jadi ya kalo paketan provider cukup lah.

Tapi kalo dipikirkan secara matang jika alasan saya gagal ngeblog karena gak ada koneksi internet itu harusnya ditolak lah kayak gugatan UUMD3 yang ditolak sama mahkamah agung. Alasan pertama kenapa itu harus ditolak karena selama liburan saya masih bisa bbm-an, twitter-an, dan beberapa jejaring sosial lain. Lalu kenapa untuk update blog gak bisa?

Alasan kedua kenapa alasan tersebut ditolak juga karena meninjau lokasi rumah saya yang cukup strategis sehingga sangat memungkinkan untuk mengupdate blog dari warnet. Dari dua penjelasan tersebut kita sudah bisa menarik kesimpulan jika penyebab utama dari gagal ngeblog adalah rasa malas.
Tapi kalo diperhatiin rasa malas juga bukan cuma menjadi masalah saya. Coba bayangkan ada berapa orang malas lain yang sekarang sedang bermalas-malasan ketika kamu sedang membaca tulisan ini. Wajar itu manusiawi lah ya. Bahkan kadang kita bisa melihat dengan jelas para wakil kita di dewan juga malas-malasan bahkan hingga ketiduran, giliran bangun eh malah lihat film porno. Pas ke-gap, alasannya dia dikirim link. Hah basi.
Wakil rakyat kita juga kemarin baru selesai bahas soal RUU Pilkada. Keputusannya ya pemilihan kepala daerah dikembalikan kepada DPRD. Ada beberapa alasan yang menyertai hal tersebut harus dilakukan salah satunya adalah akan marak terjadinya money politic yang akan dilakukan oleh calon kepala daerah. Alasan yang baik meskipun sebenarnya kita juga tidak dapat menjamin ketika pemilihan dilakukan melalui DPRD perilaku politik uang juga akan hilang. Kalo memang tak ada ya alhamdulillah, tapi bagaimana jika masih ada? Bukankah lebih baik pemilihan langsung biar rakyat juga ngerasakan uangnya? Atau mereka masih teguh dengan alasan kenapa kepala daerah dipilih oleh DPRD. Karena rakyat memilih anggota dewan untuk menjadi wakil, jadi sudah seharusnya mereka yang memilih kepala daerah sekaligus mewakili rakyat untuk menerima uang pemberian dari calon kepala daerah. #eh

Oke sekian konfirmasi saya mengenai kenapa saya tidak menulis dalam beberapa pekan. Dan sepertinya konfirmasi ini menjadi terlalu berlebihan, wajar ya karena memang baru kali ini kembali menulis. Akhirnya saya mau mengucapkan selamat hari raya idul adha bagi semua yang merayakan idul adha. Eh tapi kok saya ngucapinnya hari ini ya? Iyalah karena saya kan ngikutin pemerintah.

Terakhir untuk mengakhiri konfirmasi saya kali ini saya mau bertanya kepada semua yang telah sudi untuk membaca tulisan saya kali ini. Pertanyaannya adalah ada berapa kali saya memberikan alasan pada tulisan diatas? Banyak? 

Karena kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari yang namanya alasan. Meskipun begitu alasan tidak selamanya buruk loh. Ada orang yang mencari alasan untuk memperbaiki diri. Misalnya seseorang kalah bertanding sepak bola, alasannya karena staminanya buruk. Hal itu akhirnya dijadikan pemicu baginya untuk berlatih keras supaya staminanya bisa lebih baik untuk menang di lain hari.

Alasan memang kadang baik kadang buruk. Baik karena harga diri tidak benar-benar jatuh, buruknya ada jutaan kesempatan lain yang siap menjatuhkanmu ketika alasan tersebut tidak terbukti. Tapi sebaik-baik alasan adalah yang disertai dengan mengakui kesalahan yang telah dilakukan dan mencari penyebab kesalahan. Paragraf diatas sepertinya lebih menjelaskan penyebab, bukan alasan. Kalo udah tahu penyebab ya diperbaiki dong, jangan terus-terusan mencari alasan kayak lagu dibawah.

Share:

15 komentar:

  1. Alasan yang sesuai kebenaran sih nggak apa-apa, tapi kalo alasan buat kebohongan ya ... ya udah :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha iyanih, sekarang kebanyakan ya buat kebohongan sih ya hahaa

      Hapus
  2. mau jadi penulis kok jarang nulis! wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, ibarat mau jadi perenang profesional tapi takut air.

      Hapus
  3. Semoga ini jadi alesan terakhir untuk jarang update blog

    BalasHapus
  4. Kasian "alasan" heee. biar adil ntar alasannya diganti alibi heeee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau diganti alibi juga kasihan sama alibinya loh -_-

      Hapus
  5. Kasian Alasannya Yang Selalu Jadi Kambing Hitam, padahal alasannya dari sana nya memang hitam *ehhh*

    BalasHapus
  6. "mencari alasan" judul lagu malaysia jadul yg teramat sangat menggalaukan :D

    BalasHapus
  7. Hai ijin blogwalking ya ;-)
    Ada info lomba blog nih. Klik link ini ya. Makasih:)

    BalasHapus