Jumat, 24 Februari 2012

Perjuangan KRS, bagian satu


Hari rabu kemarin aku beserta beberapa orang temanku harus datang ke kampus untuk mengurus krs yang belum terselesaikan. Dan mengurus KRS ternyata tidak semudah dan sesimple yang diceritakan oleh teman yang lain karena dalam mengurus KRS sangat dibutuhkan kesabaran.
Ya kesabaran memang benar-benar dibutuhkan dalam mengurus KRS dan tanda tangan dari dosen wali bagaikan segelas air ketika makan keripik pedas dengan level tertinggi.
Dan perjuangan untuk mendapatkan tanda tangan dari dosen wali dimulai dari kosan Hendra menuju ruang tata usaha. Dari situ kita disuruh untuk bertemu dengan kaprodi untuk mendapatkan tandatangan keterlambatan.
Mendapatkan tanda tangan bapak itu juga tidak mudah. menunggu berjam-jam sambil menyantap masakan padang yang terasa jauh lebih nikmat daripada pizza yang merupakan makanan khas Italia itu. Entah karena memang nasi padang jauh lebih enak dari pizza ataukah lidah saya yang terlalu nasionalis sehingga lebih memilih nasi padang.
Dan akhirnya pak kaprodi datang dengan senyum yang mengembang, dia melihat kearah kami dan mempersilahkan kami masuk. Pak itu menanyakan alasan kenapa terlambat mengurus KRS. Dan jawabanpun begitu banyak yang bermunculan, ada yang jujur dan banyak yang bohong. Pak kaprodi mengangguk dan menuliskan berapa denda yang harus dibayar. Mulai saat itu aku berpikir jika bagi sebagian orang mendapatkan uang adalah hal yang mudah, semudah menuliskan nominal angka di kertas lalu menandatanganinya.
Selanjutnya kita mencari dosen wali yang seakan lebih berharga, dan penantian pun dimulai. Harapan untuk segera menyelesaikan semuanya hari ini berakhir dengan antiklimaks setelah mendapat sms dari dosen wali agar kembali besok pukul setengah sembilan pagi. Kita menyambutnya dengan agak sedikit kecewa karena harus kembali besok untuk melanjutkan semuanya. Dengan suksesnya mendapat tanda tangan dari kaprodi kita berasumsi bahwa mendapat tanda tangan dari dosen wali tidaklah mudah, tapi penundaan ini tetap saja mengecewakan.
Tidak lama kemudian seperti terdengar lagu yang sebenarnya tidak asing tapi cukup menggambarkan kejadian saat itu. lagu ya sudahlah dari  bondan & fade 2 black menutupi perjuangan di hari itu.
Ketika mimpimu yang begitu indah,
tak pernah terwujud..ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu,
dan tak pernah sampai..ya sudahlah (hhmm)
Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY
yo..Satu dari sekian kemungkinan
kau jatuh tanpa ada harapan
saat itu raga kupersembahkan
bersama jiwa, cita,cinta dan harapan
Kita sambung satu persatu sebab akibat
tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
menuntun ke arah mata angin bahagia
kau dan aku tahu,jalan selalu ada
juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
bagai deras ombak yang menabrak karang
namun ku tahu..ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
hadapi ini bersamaku hingga ajal datang
Saat kau berharap keramahan cinta,
tak pernah kau dapat..ya sudahlah
yeeah..dengar ku bernyanyi..lalalalalala
heyyeye yaya dedudedadedudedudidam..semua ini belum berahir
Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY
satukan langkah..langkah yang beriring!
genggam hati, rangkul emosi!
Genggamlah hatiku, satukan langkah kita
Sama rasa, tanpa pamrih
ini cinta..across da sea
peluklah diriku..terbanglah bersamaku, melayang jauh.. (come fly with me, baby)
Ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
sosok ini yang menerima kelemahan hati
yea..aku cinta kau..(ini cinta kita)
cukup satu waktu yes.(untuk satu cinta)
satu cinta ini akan tuntun jalanku
rapatkan jiwamu yo tenang disisiku
rebahkan rasamu..untuk yang ditunggu
Bahagia..Hingga ujung waktu
Apapun yang terjadi, ku kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih..coz everything’s gonna be OKAY

Share:

1 komentar:

  1. wkwkwk makanya jdi mahasiswa tu yg disiplinnn, hangus tu uang, enakan dibelikan nasi padang. wkwkwk

    BalasHapus