Sabtu sore saya duduk disebuah kursi besi berwarna kuning dengan nafas yang masih ngos-ngosan karena baru selesai main futsal. Suara hujan jatuh yang sangat deras membentur atap lapangan terdengar masih sangat jelas sehingga saya harus menahan hasrat untuk segera pulang ke rumah. Iya, saya selalu melewatkan setiap sabtu dengan bermain futsal bersama teman-teman saya. Bagi saya kebahagiaan itu sangat sederhana, sesederhana menendang bola di sabtu sore.
Bermain futsal merupakan salah satu hobi saya ketika saya ada di Malang. Sederhana, karena saya tidak memiliki waktu banyak untuk main di lapangan besar. Selain itu saya takut nanti gak ada yang mau main sama saya kalo di lapangan besar. Seperti ketakutan saya gak mau bikin path karena takut nanti gak ada yang mau jadi teman saya. Saya mah gitu orangnya.
Saya sendiri lupa sejak kapan saya mulai merasakan kebahagian dari menendang bola. Mungkin saja salah satu faktor yang membuat saya menyukai kegiatan itu dikarenakan rumah saya di Gorontalo yang memang hanya berjarak kurang lebih 100 meter dari sebuah lapangan sepak bola. Lokasi bermain yang hanya berada di lapangan tersebut mungkin membuat saya terlalu sering elihat bola sehingga mulai mencoba memainkan dan akhirnya mulai menyukai permainan sederhana ini. Dimulai dari menendang bola plastik. Ah kenangan masa kecil yang indah.
Hipotesa kedua mengenai kenapa saya bisa menyukai olahraga ini mungkin saja karena dulu saya suka nonton liga Indonesia yang kalo gak salah waktu itu masih di sponsori sama bank yang dapat melakukan semua pekerjaan sendiri (baca: mandiri). Iya, saking seringnya nonton bola saya jadi punya pemain idola di liga Indonesia yang tiap kali lihat timnas pasti muncul orang itu. Bambang Pamungkas. Salah satu striker yang sukses mengibarkan bendera merah putih di Malaysia bersama dengan Elie Aiboy.
Siapa yang tidak kenal dengan BP? Sosok striker utama tim Persija ini memang menjadi salah satu striker terbaik di Indonesia bahkan sampai saat ini. Tak heran dia selalu mendapatkan panggilan timnas hingga akhirnya dia memutuskan diri untuk pensiun dari timnas Indonesia. Bahkan ketika saat sepakbola Indonesia tengah terjerat konflik dualisme liga dulu dan pemain dari ISL yang bergabung timnas akan dijatuhi hukuman, maka BP siap untuk menanggung hukuman demi satu kebanggaan untuk mengenakan jersey merah putih.
Tahun kemarin BP yang memang sangat identik dengan Persija memilih untuk bergabung dengan PBR. Hebatnya, di usia yang sudah tidak muda lagi BP bisa menjadi pemimpin dan panutan pemain lain. Hasilnya tim asal Bandung ini sukses menembus hingga babak empat besar, jauh lebih baik dari pencapaian yang diraih oleh Persija di musim yang sama.
Kembalikan Bambang Pamungkas! Sebuah harapan besar bagi para Jak mania yang memang mengharapkan sosok BP kembali ke tim yang identik dengan warna orange tersebut. Permintaan itu mungkin yang membuat pihak manajemen akhirnya setuju dan menawarkan lagi kesempatan untuk membela Persija pada BP. Hasilnya, tahun ini BP kembali membela persija dengan tiga gol yang disarankan ke gawang Arema di kanjuruhan.
Kembalikan Bambang Pamungkas! Barangkali kalimat ini tak hanya diteriakkan oleh Jak mania saat ini. Sederhana, kisruh yang melibatkan antara pihak kementrian olahraga dan PSSI berujung pada diberhentikannya liga Indonesia. Miris, terutama bagi para penikmat sepak bola seperti saya. Pemain, pelatih, manajemen, staf, penjual minum, tukang parkir, penjual atribut tim, dan masih banyak lagi pihak yang mungkin harus rela membiarkan sebagian pendapatan mereka hilang akibat liga yang memang harus segera terhenti.
Bagaimanapun konflik ini memang harus segera berakhir. Ada begitu banyak pihak yang dirugikan atas kejadian yang menimpa persepakbolaan saat ini. Apapun itu, semoga akhir dari semua yang terjadi akan memberikan hasil yang lebih baik. Kadang semua hal indah tidak bisa didapatkan secara percuma. Seperti kemajuan sepakbola, semoga ini menjadi titik awal untuk menjadikan olahraga ini menjadi lebih baik.
Kemudian saat saya sedang melepaskan kaos kaki, terlihat dua orang anak yang berjalan di depan saya sambil membawa bola. Anak yang satu mengenakan jersey Chelsea, sementara satunya lagi mengenakan jersey timnas bernomor 20 dengan nama Pamungkas di belakang. Ah semoga saja BP bisa segera merumput lagi. Dan kisruh ini akan jadi kisruh pamungkas mengenai sepakbola di negeri ini.
Pamungkas |
semoga saja di akhir dari semua yang terjadi ini akan memberikan hasil yang lebih baik :)
BalasHapusAmin, semoga.
Hapuskeren mas kata-kata gambar yang pertama. dapet dari mna mas gambar kayak gitu??
BalasHapusItu komiknya Juki mas
HapusWaduh... Jadi, Flashback gue...
BalasHapusHahaha malah flashback
HapusKisruh persepakbolaan di Indonesia ngga ada abisnya ya.. :(
BalasHapusSepertinya :)
Hapussemoga carut marut ini segera berakhir.
BalasHapussejujurnya, gue juga merindukan aksi bp. apalagi lompatan-lompatan mautnya...
hattrick dia di awal kompetisi ini juga oke banget. dia membuktikan kalau usia bukanlah masalah :)
Tendangan bebasnya juga keren kok :D
HapusSepak bola indonesia telah mati :(
BalasHapusTapi udah mulai kembali kok :D
Hapus