Sunday 20 October 2013

Saya Rindu Daging


Idul adha memang sudah berlalu beberapa hari lalu. Meskipun begitu ada satu hal yang masih teringat dari idul adha, yaitu daging. Idul adha sendiri merupakan satu perayaan hari besar bagi para umat islam di seluruh dunia. Idul adha sering juga disebut hari raya kurban karena pasti ada hewan yang disembelih di hari ini. Ada juga yang sering menyebutnya dengan hari raya haji, katanya sih karena idul adha bertepatan dengan musim haji. Sekarang saya baru tahu jika selain musim panas, Arab juga punya musim lain, yaitu musim haji.

Idul adha kali ini seperti 2 tahun sebelumnya saya tidak berada di kampung kota halaman saya yang tercinta, Gorontalo. Saya memilih untuk tidak pulang karena biaya perjalanan Malang-Gorontalo yang terlalu mahal dan tidak sebanding dengan liburan yang hanya berlangsung 1 hari kalender. Teman-teman saya yang asli jawa banyak yang pulang ke kampung halaman mereka. Tentu saja selain karena waktu perjalanan yang tidak terlalu lama, biaya transportasinya pun tidak semencekik seperti yang dialami oleh mahasiswa dari luar kota. Ada juga teman saya dari Gorontalo yang pulang ke Gorontalo dengan alasan ingin makan daging, Ini alasan yang sangat tidak cerdas bagi saya. Dia bayar 1,5 juta cuma buat makan daging? Mending uangnya dibeliin kambing terus dikurbanin, dagingnya dapat, pahalanya juga dapat.

Kambing di bawah 1,5 juta

Sama dengan sebelumnya, idul adha kali ini saya merayakannya di Malang. Merasakan lebaran jauh dari rumah itu sebenarnya tidak seburuk yang orang-orang pikirkan. Hanya saja jauh dari keluarga, tak ada baju baru, dan juga tak ada daging. Ternyata banyak juga hal yang tidak mengenakkan saat lebaran jauh dari rumah.

Jauh dari keluarga adalah salah satu hal yang tidak mengenakkan ketika kamu akan baru menjalaninya. Ada yang beda jika kamu biasanya abis shalat id langsung cium tangan emak dan tidak akan menciuminya sama sekali. Tapi kan sekarang beruntung komunikasi sudah semakin maju, ada begitu banyak media berkomunikasi yang bisa digunakan. Kemajuan media ini dapat mengobati sedikit perasaan nyesek di hari lebaran. Tapi ingat-ingat lagi tujuanmu hingga harus jauh dari rumah, saya sendiri kalo lagi nyesek pasti dengerin lagunya JKT48 yang River. Coba deh didengar dulu aja. Siapa tau aja kan bisa suka.



Selain karena jauh dari keluarga, banyak yang bilang satu hal yang tidak enak ketika lebaran tidak berada di rumah karena tidak adanya baju baru. Ini bagi sebagian orang sih, bagi saya lebaran tidak harus dengan baju baru. Yang penting itu kita bisa menikmatinya dengan hati yang gembira dan bahagia. Kebahagiaan itu lebih penting daripada baju baru loh. Percuma punya baju baru tapi hati tidak senang, percuma juga kalo punya pacar tapi sebenarnya terpaksa buat ngejalaninnya.

Tak ada daging adalah hal yang paling terasa ketika idul adha tidak ada di rumah. Saya sendiri sih sebenarnya masih tetap makan daging meskipun tidak di rumah, masih ada daging ayam, ada daging akan, kadang saya juga makan hati. Cara menyiasati kerinduan terhadap daging di idul adha bagi para perantauan adalah dengan makan rendang di rumah makan Padang ataupun dengan makan steak. Itu hanya soal selera, lagipula keduanya sama-sama enak. Tapi seenak apapun masakan rumah makan padang dan restoran berbintang, mereka tidak akan dapat menggantikan rasa yang muncul di dada setiap kali mengingat kenangan idul adha dirumah bersama keluarga meskipun tidak berbaju baru asalkan ada daging yang dimakan bersama. Saya rindu daging!


Share:

0 komentar:

Post a Comment